Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali berjejak di Inggris pada Selasa (16/09) malam atas undangan Raja Charles III dan Perdana Menteri Keir Starmer.
Pemerintah di London menyebut kunjungan ini menunjukkan bahwa "hubungan Inggris-Amerika Serikat adalah yang terkuat di dunia, dan dibangun di atas sejarah selama 250 tahun."
Selama kunjungan berlangsung, kedua kepala negara dijadwalkan mengumumkan berbagai kesepakatan di bidang energi dan teknologi, termasuk perjanjian kerja sama untuk memperkuat energi nuklir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agenda kunjungan Trump
Puncak seremoni dilangsungkan pada Rabu (17/09), ketika Trump dan Ibu Negara Melania disambut dengan kemegahan kerajaan di Istana Windsor, diarak dalam prosesi kereta kuda bersama Raja Charles, Ratu Camilla, Pangeran William, dan Putri Catherine, yang dilengkapi jamuan kenegaraan, atraksi udara militer, dan tembakan meriam kehormatan.
Keesokan harinya, Starmer dijadwalkan menjamu Trump di Istana Chequers di pedesaan di luar kota London. Mereka akan membahas tarif impor baja Inggris ke AS yang masih tinggi di angka 25%.
Pada Mei lalu, kedua negara sepakat menurunkan tarif impor mobil dan produk dirgantara, tetapi belum menyepakati tarif baja.
"Saya juga datang untuk urusan perdagangan. Mereka ingin melihat apakah kesepakatan dagang bisa sedikit disempurnakan," kata Trump kepada wartawan sebelum lepas landas dengan Air Force One.
"Kami sudah membuat kesepakatan yang baik. Saya siap membantu mereka," tambahnya.
Starmer juga diperkirakan akan membujuk Trump untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Rusia.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio turut hadir dalam kunjungan ini dan akan bertemu dengan Menlu Inggris yang baru, Yvette Cooper.
Kerja sama teknologi senilai 690 triliun Rupiah
Inggris dan Amerika Serikat telah menyepakati sebuah perjanjian teknologi untuk memperkuat hubungan di bidang kecerdasan buatan (AI), komputasi kuantum, dan energi nuklir sipil. Dalam perjanjian yang diberi nama "Tech Prosperity Deal" ini, perusahaan-perusahaan teknologi besar AS yang dipimpin oleh Microsoft berkomitmen untuk berinvestasi sebesar 31 miliar Poundsterling (sekitar 690 triliun Rupiah).
Pemerintah Inggris mengatakan bahwa perjanjian ini mencakup upaya bersama untuk mengembangkan model AI di bidang layanan kesehatan, memperluas kemampuan komputasi kuantum, dan mendorong proyek energi nuklir sipil.
Pemerintah juga menambahkan bahwa kerja sama ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi, penelitian ilmiah, dan keamanan energi di kedua negara.
Amerika Serikat merupakan mitra dagang tunggal terbesar Inggris, dan perusahaan-perusahaan teknologi besar AS telah menginvestasikan miliaran dolar dalam operasi mereka di Inggris.
Selama beberapa tahun ke belakang, Inggris menghadapi melemahnya pertumbuhan ekonomi. Starmer sebabnya membidik aliran dana investasi dari AS. Ia misalnya menerapkan regulasi yang lebih longgar seperti yang dituntut pemerintah di Washington, berbeda dengan pendekatan Uni Eropa yang lebih ketat dan intervensif.
Trump sebelumnya telah mengkritik undang-undang keamanan daring dan pajak digital Eropa, termasuk yang diterapkan di Inggris. Namun, topik tersebut tidak menjadi bagian dari pembahasan dalam perjanjian ini.
Microsoft sendiri mengumumkan akan menginvestasikan total 22 miliar poundsterling (sekitar 493 triliun Rupiah) untuk memperluas infrastruktur cloud dan AI, termasuk pembangunan sebuah superkomputer yang akan berlokasi di Loughton, di timur laut London.
Sementara itu, Google mengumumkan investasi sebesar 5 miliar poundsterling (sekitar 112 triliun Rupiah), yang mencakup pembangunan pusat data baru di Waltham Cross, di utara London, serta dukungan berkelanjutan untuk penelitian AI melalui proyek DeepMind.
Protes anti-Trump
Meski Trump tidak berkunjung ke London, aksi protes tetap direncanakan di Windsor dan pusat kota London.
Kelompok Stop Trump Coalition mengecam Starmer karena "menggelar karpet merah untuk Trump yang memberi pesan berbahaya dan tidak membantu komunitas yang menghadapi lonjakan rasisme di Inggris."
Kunjungan ini berlangsung di tengah kontroversi setelah duta besar Inggris untuk AS, Peter Mandelson, dipecat akibat kebocoran email yang menunjukkan kedekatannya dengan Jeffrey Epstein.
Menjelang kedatangan Trump, para demonstran menampilkan spanduk besar berisi foto presiden AS bersama Epstein, yang kemudian diproyeksikan ke menara Kastil Windsor.
Empat orang ditangkap setelah polisi setempat menyebut proyeksi gambar tersebut sebagai aksi "tanpa izin" dan juga menilai kejadian itu sebagai "aksi dramatis di area publik untuk menarik banyak perhatian."
Presiden AS pertama yang diundang untuk kunjungan kenegaraan kedua
Saat kunjungan Starmer ke Gedung Putih pada Februari lalu, Perdana Menteri Inggris menyerahkan secara langsung surat pribadi dari raja, yang kemudian dipamerkan Trump dengan bangga di depan kamera televisi.
Belum pernah sebelumnya seorang presiden AS dua kali diundang untuk kunjungan kenegaraan oleh monarki Inggris.
Juru bicara Starmer menyebut kunjungan kenegaraan ini sebagai "kesempatan historis" yang berlangsung "pada saat yang krusial bagi stabilitas dan keamanan global."
Sebelum berangkat ke Inggris, Trump memuji hubungannya yang "sangat baik" dengan Inggris dan menyebut Raja Charles sebagai "temannya."
"Ini pertama kalinya seseorang mendapat kehormatan dua kali. Jadi, ini benar-benar kehormatan besar," kata Trump menyoroti hal ini.
Trump sebelumnya melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya ke Inggris pada 2019, selama masa jabatan pertamanya, dimana ia disambut oleh almarhum Ratu Elizabeth II.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Adelia Dinda Sani
Editor: Rizki Nugraha
Simak juga Video: Trump Tak Segan Mengebom Iran Lagi jika Kembali Kembangkan Nuklir