Uni Eropa membuka pintu bagi dunia melalui inisiatif "Gerbang Global" untuk mulai mengarahkan investasi ke negara-negara berkembang dua tahun lalu. Pertemuan puncak pertama di Brussels menjadi ajang inventarisasi dan memupuk motivasi untuk mempererat kerjasama dan mendiskusikan ide-ide proyek baru.
Inisiatif tersebut digalang untuk mengimbangi kiprah China. Hingga kini, Beijing telah menyalurkan dana sebesar 900 miliar euro dalam bentuk investasi dan proyek infrastruktur di seluruh dunia selama sepuluh tahun melalui Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) atau yang dijuluki jalur sutera baru.
UE sebaliknya hanya ingin menganggarkan dana investasi sebesar 300 miliar euro pada tahun 2027. Jumlah mitranya juga lebih sedikit, yakni cuma 60 negara. Sebagai perbandingan, sebanyak 151 negara mengambil bagian dalam inisiatif bantuan pembangunan bentukan China itu.
Mempromosikan ekonomi ramah iklim
Uni Eropa tidak memusatkan program investasinya pada proyek transportasi dan infrastruktur seperti yang dilakukan China.
Kucuran utang dari Beijing selama ini membiayai pembangunan jalan bebas hambatan, pelabuhan atau modernisasi sistem transportasi di seluruh dunia. Pembangunan tersebut juga diniatkan untuk memudahkan ekspor barang-barang dari China, selain menguntungkan dari segi keuangan dan politik.
Sebaliknya, UE semata ingin berinvestasi pada proyek-proyek ramah lingkungan dan berkelanjutan di berbagai bidang seperti energi, kedokteran dan pendidikan.
Tidak heran, proyek besar pertama "Gerbang Global" adalah membangun fasilitas produksi vaksin di Ghana, Rwanda, Senegal dan Afrika Selatan tahun 2022. Saat ini, sudah ada sekitar 90 perusahaan mitra di seluruh dunia dengan nilai sekitar 66 miliar Euro.
Dalam KTT di Brussels, kepala negara dan pemerintahan UE dan negara mitra menandatangani perjanjian tambahan.
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina misalnya menandatangani proyek pembangunan sarana energi terbarukan dengan dana UE. Wakil Perdana Menteri Vietnam Tran Hong Ha mendapatkan komitmen untuk menghijaukan industri energi. UE ingin mengamankan akses terhadap sumber daya mineral dan logam tanah jarang di Afrika melalui perjanjian lain.
Pengaruh China dalam inisiatif Eropa?
Dalam sebuah artikel tentang proyek "Gerbang Global," koran Hong Kong, South China Morning Post, menulis betapa China secara tidak langsung dapat mempengaruhi pengambilan kebijakan menyangkut inisiatif tersebut, karena ikut memiliki perusahaan-perusahaan besar Eropa.
Sejak bulan September lalu, perusahaan-perusahaan ini telah memberikan saran investasi kepada UE. Di antaranya adalah Siemens, Volvo, Alstom dan Maersk, yang juga memiliki kepentingan bisnis di China. Adapun perusahaan yang ikut dikuasai China adalah raksasa energi Portugal, EDP, dan Pelabuhan Antwerpen, yang diwakili China di dewan penasehat.
Seorang pejabat Komisi Eropa, yang terlibat dalam proyek "Gerbang Global," berdalih inisiatif UE memang tidak bersifat eksklusif. Brussels ingin meminimalisir risiko bisnis di China, tanpa sepenuhnya bercerai. Menurutnya, semua negara mitra bebas berpartisipasi, baik dalam proyek "Gerbang Global" atau Inisiatif Sabuk dan Jalan milik China. Strategi itu dijalankan antara lain oleh Serbia dan Bangladesh.
Pada KTT BRI di Beijing pekan lalu, pejabat tinggi luar negeri China, Wang Yi, mengatakan dirinya dapat membayangkan kerja sama antara China dan inisiatif Uni Eropa. Dengan cara itu, "keunggulan China dan Barat" dapat digabungkan.
Jean Saldanha, direktur Jaringan Utang dan Pembangunan, sebuah kelompok lobi di Brussels yang fokus pada kerja sama pembangunan, mengkritik model pendanaan Eropa karena tidak memberikan penekanan khusus pada standar hak asasi manusia atau tata kelola pemerintahan yang baik.
"Pada dasarnya, proyek investasi ini dilandasi keinginan Eropa untuk bersaing dengan China. Tidak kurang dan tidak lebih," kata Saldanha kepada DW.
"Kita baru akan melihat dalam beberapa tahun apakah inisiatif ini berhasil. Saat ini tidak ada perbedaan besar," antara "Gerbang Global" dan "Inisiatif Sabuk dan Jalan."
rzn/as
(nvc/nvc)