"Jenazah saat ini disemayamkan di Kehl's Forest Lawn Mortuary dan Crematory di Anchorage telah dimandikan, dikafankan, dimasukkan ke dalam peti jenazah dan disholatkan dengan bantuan dari Islamic Community Center of Anchorage, Alaska serta masyarakat Indonesia di Anchorage, Alaska," kata Konsul Pensosbud KJRI San Francisco Andi Rahadian dalam surat elektroniknya yang diterima detikcom, Kamis (17/7/2008).
Andi melanjutkan Konjen RI San Francisco telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah dan Rumah Sakit setempat dan memberikan bantuan kepada Tim Ekspedisi Tunas Indonesia. Selain itu koordinasi juga dilakukan dengan dengan Medical Examiner of the State of Alaska, Kehl's Forest Lawn Crematory, Anchorage, dan Department of Health and Social Services serta perusahaan penerbangan di Anchorage, Alaska.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenazah Pungkas, nantinya akan diserahkan pihak KJRI San Francisco kepada pihak keluarga dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Indonesia di Terminal Haji bandara Soekarno-Hatta di Jakarta.
"Masyarakat Indonesia di Anchorage telah banyak membantu proses penanganan pasca meninggalnya Almarhum Pungkas Tri Baruno melalui penyediaan peralatan komunikasi, konsumsi, dan transportasi lokal," jelas Andi.
Sebagai informasi, rencananya rekan pendaki almarhum Pungkas juga akan pulang ke Indonesia. Mereka yakni Gusti Kurnia Bayu Tresna(Andalan Gerakan Pramuka), Hartman Nugraha (Pelatih), Zulya Ahyar (Pramuka Pandega).
Berikut kronologis singkat pendakian Gunung Mckinley, hingga meninggalya Pungkas. Tim memulai pendakian pada tanggal 22 Juni 2008 dengan didampingi dua pemandu dari perusahaan Mountain Trip di Talkeetna, Alaska.
Pada 7 Juli 2008, Tim Ekspedisi berhasil mencapai puncak gunung McKinley dan mengibarkan bendera merah putih. Dalam perjalanan kembali ke high camp, Pungkas Tri Baruno terjatuh dan tidak sadarkan diri di ketinggian 17.400 kaki.
Oleh pendamping telah dilakukan upaya pertolongan pertama terhadap Pungkas Tri Baruno dengan melakukan CPR dan memberikan suntikan 2 dosis ephinephrin untuk mencegah cardiact arrest, namun gagal. Setelah dilarikan ke tempat yang lebih hangat, didapati jantung Pungkas Tri Baruno tidak berdetak lagi.
Upaya Tim Ekspedisi dan para pemandu untuk mengevakuasi jenazah pada saat itu juga terhalang cuaca buruk. Jenazah baru dapat dievakuasi dari ketinggian 17.400 kaki dengan bantuan helikopter dari Denali National Park Service pada tanggal 9 Juli 2008 untuk diambilalih oleh Park Ranger dan Medical Examiner of the State of Alaska di Anchorage. (ndr/)