Menyibak Misteri Los Alamos

Buku Saatnya Dunia Berubah!

Menyibak Misteri Los Alamos

- detikNews
Jumat, 22 Feb 2008 09:17 WIB
Jakarta - Salah satu bagian yang menjadi kontroversi dalam buku "Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung" tulisan Menkes Siti Fadilah Supari adalah adanya tudingan konspirasi WHO dan AS. Virus H5N1 strain Indonesia yang jenisnya lebih ganas diduga dijadikan senjata biologi oleh AS.

Dalam buku setebal 182 halaman yang diterbitkan pada 6 Februari 2008, Menkes menulis dugaan soal pembuatan senjata biologi oleh AS itu di sub bab Misteri Los Alamos pada halaman 16.

Dugaan itu muncul ketika Siti membaca berita di harian The Straits Times terbitan SingapuraΒ  bertanggal 27 Mei 2006 dalam artikel berjudul "Scientists split over sharing of H5N1 data".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengetahui, kenapa para ilmuwan di dunia tidak semuanya bisa mengembangkan vaksin flu burung.Β  "Ternyata para ilmuwan di dunia tidak semuanya bisa mengakses data sequencing DNA H5N1 yang disimpan di WHO Colaborate Center (CC)," papar Siti.

Dalam artikel itu juga disebutkan, entah bagaimana caranya, data yang disimpan WHO CC ternyata disimpan di Los Alamos, bahkan juga seed virusnya, bahan vaksin. "Selama ini data sequencing H5N1 yang kita kirim ke WHO CC hanya dikuasai oleh ilmuwan-ilmuwan di Los Alamos National Laboratory di New Mexico, AS," tutur Siti.

Fakta itu tentu mengejutkan bagi Menkes, "Karena laboratorium Los Alamos berada di bawah kementerian energi AS. Di laboratorium inilah tempat dirancangnya bom atom untuk mengebom Hiroshima di tahun 1945. Tampaknya laboratorium ini tempat riset dan pembuatan senjata kimia di AS. Alangkah ngerinya," tulis Siti.

"Data sequencing DNA diberlakukan sebagai hak mereka yang berada di Los Alamos. Kapan akan dibuat vaksin dan kapan akan dibuat senjata kimia," tambah Siti.

Atas informasi itu, Siti mengaku berupaya membuka akses bagi siapa saja untuk bisa mendapatkan data sequencing DNA H5N1 strain Indonesia. Setelah bertemu para pakar, diputuskan Indonesia akan mentransparankan data sequencing DNA virus H5N1 untuk perkembangan ilmu pengetahuan agar tidak dimonopoli oleh sekelompok ilmuwan saja.

"Dan pada tanggal 8 Agustus 2006, sejarah mencatat Indonesia mengawali ketransparanan data virus yang sedang melanda dunia, yakni dengan cara mengirim data yang tadinya disimpan di WHO, dikirim pula ke Gene Bank," papar Siti.

Tindakan yang berani itu , lanjut Siti, tentu saja mendapat apresiasi luar biasa para ilmuwan dunia karena berhasil menerobos sistem yang tertutup selama puluhan tahun menjadi terbuka.

(bal/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads