Anehnya, siswa yang kesurupan dari kelas yang berbeda, namun kebanyakan dari kelas II IPA. Mereka serentak menjerit-jerit. Proses belajar mengajar di sejumlah kelas pun dihentikan. Guru dan siswa yang lain langsung segera membawa korban kesurupan di mushala sekolah. Beberapa siswa langsung membaca kitab suci Alquran.
Di sekolah ini, guru dan siswa seakan paham betul langkah-langkah apa saja jika terjadi kesurupan. Sebab sekolah ini telah langganan kesurupan. Ketika mulai sadar, siswi yang kesurupan langsung dipulangkan.
Kesurupan massal memang seakan tak pernah berhenti di sekolah ini. Dalam sebulan ini saja, sudah 6 kali kejadian ini terjadi. Jumlah siswi yang dirasuki pun seringkali serentak berjumlah puluhan. Tiap terjadi kesurupan, siswi yang dirasuki juga selalu berganti-ganti. Meski ada beberapa yang memang sudah langganan kerasukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Padahal sudah dirobohkan. Kami juga tidak tahu kenapa ini seringkali terjadi," ujar Samsul Hilal, salah seorang guru, Rabu (13/2/2008).
Sejak tahun 2006 lalu, pihak sekolah sebenarnya telah menduga-duga bahwa dirobohkannya bangunan tua peninggalan belanda yang menjadi penyebabnya saat itu. Gedung tua ini diratakan dengan tanah, lalu dibangun gedung laboratorium. Sejak saat itu, para "penghuni" langsung merasuki para siswa yang belajar di sekolah. Para siswi yang kesurupan bahkan tiba-tiba fasih berbahasa belanda.
Β
Sadar bahwa dibangunnya gedung baru menjadi biang kemarahan para jin, pihak sekolah lalu merobohkan sebagian gedung baru pada awal tahun 2008. Namun toh, sampai sekarang kesurupan masih sering terjadi. (gun/djo)