Hindari Konflik Suku di Papua, Penyuluhan Hukum Diintensifkan
Senin, 22 Okt 2007 17:11 WIB
Surabaya - Perang antarsuku di Papua kerap terjadi. Yang terbaru adalah pertikaian Suku Dani, Suku Damal, dan Suku Amungme. Penyuluhan hukum akan diintensifkan.Hal itu disampaikan Gubernur Papua Barnabas Suebu saat ditemui di sela-sela Munas III Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Hotel JW Marriott, Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/10/2007)."Akan kita dorong kesadaran hukum secara nasional, dan supaya diproses secara hukum nasional," kata Barnabas.Untuk mendorong hal tersebut, pihaknya melakukan penyuluhan penyadaran hukum pada masyarakat. Selain itu, pemprov akan memfasilitasi pertemuan adat dan pertemuan kepala suku yang bertikai."Kita harapkan ada kesepakatan, sehingga tidak terjadi pertikaian kembali," imbuh Barnabas.Menurutnya, pertikaian antarsuku di Papua lebih dipicu persoalan pribadi. "Ada yang dipukul kemudian meninggal. Pertikaian yang terjadi antarsuku bukan karena perebutan kekayaan alam. Dulu memang karena kekayaan alam, tapi sekarang karena persoalan pribadi," tuturnya.Perang antara suku Amungmue yang mendiami Kampung Banti berhadapan dengan gabungan antara suku Dani dan Damal yang mendiami Kampung Kimberli, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, berlangsung sejak Senin 15 Oktober.Akibat perang tersebut, sedikitnya 8 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
(nvt/sss)