Sinta Bela Digratiskan di RS, Ortu Malah Pilih Alternatif

Sinta Bela Digratiskan di RS, Ortu Malah Pilih Alternatif

- detikNews
Kamis, 06 Sep 2007 13:39 WIB
Jakarta - Kondisi Sinta Bela, korban dugaan malpraktik vaksinasi polio dan tetanus, sudah sedikit bisa berjalan meski masih dipapah. Bocah 10 tahun itu menjalani pengobatan alternatif ketimbang digratiskan berobat di RS Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat.Bersama kedua orangtuanya, Sinta Bela datang ke Mapolda Metro Jaya, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (6/9/2007). Mereka menuntut kejelasan tentang proses hukum dugaan malpraktik yang dialami Sinta.Namun kenyataan berkata lain. Menurut hasil pemeriksaan tim dokter, kelumpuhan Sinta disebabkan kelainan sumsum tulang belakang dan tidak ada kaitannya dengan dengan vaksinasi yang diterimanya."Hasil tersebut merupakan pengkajian dari tim dokter RS Hassan Sadikin Bandung, sehingga membuktikan kelumpuhannya bukan dari vaksinasi," kata Sekretaris Komnas Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pascaimunisasi Julitasari di Mapolda Metro Jaya.Menurut Julita, sejak tahun 1998 hingga 2005 sudah ada 205 juta anak-anak yang telah diimunisasi di Indonesia. Kejadian yang dialami Sinta Bela merupakan satu-satunya."Ini sudah dilakukan di seluruh Indonesia. Dan untuk langkah selanjutnya agar Sinta Bela terus bisa sekolah. Masalah pengobatan juga terus di RS Hassan Sadikin akan digratiskan," terang Julita.Namun keluarga Sinta tampaknya sudah tak percaya dengan pengobatan rumah sakit. Orangtua Sinta lebih memilih anaknya dibawa ke pengobatan alternatif. "Dia sudah bisa sedikit berjalan berkat pengobatan alternatif," kata Ujang, ayah Sinta.Ketidakpercayaan orangtua Sinta bisa dimaklumi Julita. "Kalau kepercayaan masyarakat, kita agak sedikit susah mengubahnya," keluh Julita.Kendati begitu, Julita akan mengusahakan agar Sinta pindah ke sekolah baru untuk menimbulkan motivasi sehingga dia mau kembali belajar. (ana/sss)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads