Menteri Kebudayaan RI (Menbud) Fadli Zon, meresmikan Panggung Sangga Buwana serta tata pamer Museum Keraton Surakarta Hadiningrat. Persemian ini dilakukan seusai revitalisasi yang dilakukan oleh Kemenbud terhadap bangunan bersejarah tersebut.
Adapun peresmian ini menegaskan upaya negara dalam merawat warisan budaya sebagai bagian penting dari ingatan kolektif bangsa sekaligus penguatan ekosistem kebudayaan yang berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Fadli menegaskan revitalisasi Panggung Sangga Buwana bukan sekadar peresmian bangunan fisik, melainkan peneguhan kembali tanggung jawab negara dan seluruh elemen bangsa dalam menjaga warisan budaya.
"Kita bukan hanya meresmikan sebuah bangunan fisik, tetapi menegaskan kembali komitmen untuk merawat ingatan kolektif bangsa. Panggung Sangga Buwana adalah saksi perjalanan panjang sejarah, peradaban, dan nilai-nilai luhur yang membentuk jati diri bangsa Indonesia," ujar Fadli, dalam keterangan tertulis, Rabu (17/12/2025).
Panggung Sangga Buwana merupakan bagian tak terpisahkan dari arsitektur Keraton Surakarta Hadiningrat dan telah ditetapkan sebagai bagian dari Cagar Budaya Nasional sejak tahun 2017.
Berdasarkan catatan sejarah, bangunan ini didirikan pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwono III sekitar tahun 1728. Dengan bentuk segi delapan, tinggi kurang lebih 30 meter, dan lima tingkatan, Panggung Sangga Buwana pada masanya diyakini sebagai bangunan tertinggi di Pulau Jawa.
"Kehadiran Sangga Buwana merepresentasikan konsep Keraton sebagai pusat jagat atau kosmos. Secara historis, menara ini memiliki fungsi ganda, yakni sebagai pos penjagaan strategis yang memungkinkan pengawasan kawasan keraton, alun-alun, hingga Benteng VOC, sekaligus sebagai penanda waktu," ujar Fadli.
"Lebih dari itu, Sangga Buwana juga diyakini sebagai tempat malenggeng atau tapa bagi Raja, ruang untuk menyepi dan berkomunikasi secara spiritual, yang menjadikannya memiliki nilai sakral yang tinggi," sambungnya.
Selain revitalisasi Panggung Sangga Buwana, Kemenbud juga menyelesaikan penataan ulang tata pamer Museum Keraton Surakarta. Pembaruan ini mencakup rekonstruksi narasi sejarah, penataan artefak, serta peningkatan standar museum dari aspek pencahayaan, pengaturan suhu, dan konservasi koleksi.
"Dengan tata pamer baru, museum keraton diharapkan mampu menyajikan informasi yang utuh dan edukatif. Masyarakat tidak hanya melihat artefak, tetapi memahami narasi sejarah dan nilai budaya yang dikandung di dalamnya," ujar Fadli.
Melalui revitalisasi ini, Keraton Surakarta diharapkan dapat bertransformasi menjadi pusat budaya, pusat edukasi, dan simpul peradaban yang hidup. Fadli turut menekankan pentingnya menjadikan warisan budaya sebagai living heritage yang berkelanjutan.
"Warisan budaya harus kita jadikan living heritage bukan hanya dilestarikan, tetapi juga mampu menghidupi dirinya sendiri melalui pengembangan ekonomi budaya, industri kreatif, dan pemanfaatan kekayaan intelektual," tegas Fadli.
Fadli menyampaikan apresiasi kepada tim revitalisasi Panggung Sangga Buwana, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, pemerintah daerah, para ahli, serta seluruh pihak yang telah berkontribusi.
"Pemerintah akan terus hadir serta memastikan cagar budaya nasional terjaga dan terpelihara dengan baik. Semoga Keraton Surakarta dapat menjadi pusat budaya, pusat peradaban, dan pusat edukasi yang bermanfaat bagi masyarakat," kata Fadli.
Sementara, adik dari Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, KGPH Benowo selaku perwakilan Keraton Surakarta Hadiningrat, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam upaya pelestarian dan pemajuan Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
"Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung upaya pelestarian dan pemajuan Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat," ujar KGPH Benowo.
Sebagai informasi, peresmian yang digelar Selasa (16/12) ini turut dihadiri oleh Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung Tedjowulan; Gusti Kanjeng Ratu Wandansari; Gusti Kanjeng Ratu Ayu Koes Indriyah; Gusti Kanjeng Ratu Timur Rumbai Dewayani; Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hangabehi; Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Puruboyo; Kanjeng Raden Ayu Krisnina Maharani Akbar Tandjung; para Putra-Putri Dalem Ingkang Sinuhun Pakubuwono XII dan XIII; serta Wali Kota Surakarta Respati Achmad Ardianto.
Hadir mendampingi Fadli dalam kegiatan tersebut, antara lain Direktur Jenderal (Dirjen) Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Restu Gunawan; Staf Khusus (Stafsus) Menteri Bidang Hukum dan Kekayaan Intelektual B.R.A Putri Woelan Sari; Stafsus Menteri Bidang Protokol dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayudha; Stafsus Menteri Bidang Sejarah dan Pelindungan Warisan Budaya Basuki Teguh Yuwono; Direktur Bina Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Sjamsul Hadi; dan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Manggar Sari Ayuati.
Simak Video "Video RI Siapkan 15 Cagar Budaya untuk Diajukan Jadi Warisan Dunia UNESCO"
(prf/ega)