Wakil Gubernur Banten Dimyati Natakusumah meminta masyarakat penerima bantuan sosial (bansos) tidak menyalahgunakan dana bantuan dari Pemprov Banten. Ia meminta bansos, khususnya untuk usaha ekonomi produktif (UEP), tidak dibelikan sepeda motor hingga HP.
Dimyati memberikan bantuan itu secara simbolis di Grha Bank Banten, Kota Serang. Ia didampingi oleh Komisaris Nonindependen Bank Banten, Rina Dewiyanti, dan Direktur Utama Bank Banten, Muhammad Busthami.
"Bantuan sosial untuk masyarakat disalurkan melalui Bank Banten. Jadi distribusinya melewati Bank Banten. Tujuannya apa? Karena ada UEP yang disiapkan untuk mendukung kemandirian usaha," kata Dimyati, Kamis (11/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Dimyati, penerima bantuan UEP mendapat dana Rp 2 juta per kepala keluarga. Ia berharap dana tersebut dimanfaatkan untuk tambahan modal usaha, bukan untuk konsumtif.
"Rp 2 juta itu bukan untuk beli handphone atau sepeda, tetapi untuk modal usaha. Misalnya untuk jualan donat, bakso, sate, bakwan, atau usaha kerajinan. Kira-kira seperti itu," ucapnya.
Dimyati berharap usaha yang dijalankan masyarakat terus berkembang dan maju, sehingga para penerima bantuan tidak menambah angka pengangguran.
"Awalnya memang dari kecil, tapi didorong supaya ada kemandirian. Tujuannya apa? Supaya tidak menambah angka pengangguran," ujarnya.
Lebih lanjut, Dimyati pun menekankan bahwa bantuan sosial mayoritas diberikan kepada perempuan atau ibu-ibu. Menurutnya, ibu-ibu perlu mandiri secara ekonomi.
"Saya juga sudah sampaikan, mayoritas bantuan ini harus diberikan kepada ibu-ibu. Kalau bisa 95 persen, atau minimal 90 persen. Kenapa? Karena kalau terjadi sesuatu pada suaminya, misalnya kecelakaan, cacat, atau meninggal dunia, ibu-ibunya sudah siap," katanya.
Sementara itu, Komisaris Nonindependen Bank Banten, Rina Dewiyanti, mengatakan jumlah masyarakat penerima bantuan UEP sebanyak 2.450 orang. Uang bantuan itu diambil dari APBD Provinsi Banten.
Kemudian, ada beberapa bantuan sosial lain yang disalurkan, seperti Jaminan Sosial Keluarga untuk 37.741 keluarga. Masing-masing keluarga menerima Rp 500 ribu, dengan total anggaran Rp 18.870.500.000 (miliar).
Ada juga bansos untuk anak telantar dan penyandang disabilitas dari Dinas Sosial. Jumlah penerima sebanyak 600 orang, masing-masing menerima Rp 500 ribu, dengan total Rp 300 juta.
Ada juga bansos untuk lansia sebanyak 1.000 orang penerima, masing-masing mendapatkan Rp 2 juta. Kemudian, ada bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk anak-anak stunting sebanyak 378 orang.
"Secara keseluruhan, total bantuan sosial tahun 2025 mencapai sekitar Rp 24,3 miliar," pungkas Rina.
Simak juga Video: Heboh Penerima Bansos di Bogor Punya Mobil











































