Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Padang Pariaman, Sumatera Barat memperpanjang status Tanggap Darurat Bencana hingga 13 Desember 2025. Keputusan ini mempertimbangkan sejumlah kondisi yang terjadi di daerah itu pascabencana hidrometeorologi yang menerpa daerah itu pada 22-28 November 2025.
"(Tanggap darurat bencana) diperpanjang hingga 13 Desember," kata Sekretaris Daerah Padang Pariaman Rudy Repenaldi Rilis dilansir Antara, Rabu (10/12/2025).
Pemkab Padang Pariaman sebelumnya telah menetapkan status tanggap darurat bencana yang berlangsung dari 23 November hingga 6 Desember 2025. Perpanjangan status tersebut karena melihat kondisi di lapangan masih membutuhkan penanganan intensif terutama terkait pencarian korban hilang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, pemenuhan kebutuhan dasar warga, perbaikan dan pembukaan akses jalan serta jembatan, hingga upaya stabilisasi kehidupan sosial ekonomi masyarakat terdampak.
Lamanya waktu penanganan dampak bencana tersebut karena cuaca ekstrem itu berdampak pada 17 kecamatan di Padang Pariaman dengan 80 lokasi banjir dengan ketinggian air berkisar antara 50 hingga 400 centimeter, 72 titik tanah longsor, serta 37 titik angin kencang.
Setidaknya 34.058 jiwa warga Padang Pariaman terdampak bencana yang mana 4.847 jiwa atau 1.182 kepala keluarga sempat diungsikan ke lokasi aman. Bahkan hingga kini, masih tersisa 377 jiwa atau 115 kepala keluarga yang bertahan di posko pengungsian karena kehilangan tempat tinggal.
Pemkab Padang Pariaman mencatat akibat bencana tersebut menimbulkan korban jiwa sebanyak tujuh orang, 11 orang luka-luka, serta satu orang yang masih dinyatakan hilang. Selain itu, ditemukan pula 36 jenazah yang hanyut di aliran Sungai Batang Anai yang diketahui bukan merupakan warga Padang Pariaman.
Pemkab Padang Pariaman merilis estimasi kerugian akibat bencana tersebut mencapai Rp 967,8 miliar. Hal tersebut karena banyaknya infrastruktur yang rusak mulai dari rumah warga mencapai 4.842 unit bahkan yang hanyut terbawa banjir mencapai 66 unit.
Fasilitas lain yang juga rusak yakni fasilitas pendidikan mencapai 53 unit, 49 unit rumah ibadah, dua fasilitas kesehatan, serta dua kantor pemerintahan. Selain itu, 28 ruas jalan rusak, 38 jembatan putus atau rusak, serta 68 jaringan irigasi dan bendungan yang terdampak.
Pada sektor pertanian, sebanyak 1.145 hektare sawah terendam banjir, 426,2 hektare kebun dan ladang terdampak, 50 unit tambak dan kolam mengalami kerusakan, serta lebih dari 14.080 ekor ternak dilaporkan mati atau hanyut. Pemkab Padang Pariaman meminta warga untuk tetap waspada seiring dengan cuaca ekstrem masih dapat melanda daerah itu.
Simak juga Video: Akankah Musibah di Sumatera Jadi Bencana Nasional? Ini Kata Pratikno











































