Dampak memburuknya perubahan iklim semakin meluas di Indonesia. Setelah banjir besar melanda Bali, Aceh, Sumbar, dan sejumlah wilayah di Sumatera, banjir rob kini kembali terjadi di Jakarta dan pesisir Pulau Jawa. Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno, menilai kondisi ini bukan lagi perubahan iklim, melainkan telah mengarah pada situasi krisis iklim.
"Hingga hari ini bencana telah merenggut 940 jiwa dan menyebabkan kerugian lebih dari Rp 2,2 triliun, terutama pada infrastruktur dan perumahan. Tragedi ini tidak hanya memperlihatkan dahsyatnya kondisi alam, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa krisis iklim telah memasuki fase yang semakin mengancam kehidupan masyarakat Indonesia," tegas Eddy, dalam keterangan tertulis, Senin (8/12/2025).
Oleh karena itu, Eddy Soeparno menegaskan pentingnya manajemen krisis di tingkat pemerintah untuk menghadapi semakin memburuknya dampak perubahan iklim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dampak perubahan iklim ini sudah harus diantisipasi dengan manajemen krisis dan tidak bisa lagi dengan manajemen bussiness as usual," jelasnya.
Doktor Ilmu Politik UI ini menjelaskan langkah penting dan menjadi prioritas adalah penegakan hukum yang kuat dan konsisten, terutama untuk menghentikan pembalakan liar, pertambangan ilegal, serta berbagai praktik perusakan lingkungan lainnya. Ia menegaskan keselamatan rakyat merupakan mandat konstitusi dan karena itu harus menjadi prioritas, baik sebelum bencana terjadi maupun dalam upaya pencegahannya.
"Penegakan hukum yang konsisten dan konsekuen sangat penting untuk melindungi hak masyarakat sekaligus memastikan adanya efek jera bagi siapapun yang melanggar," katanya.
Eddy juga mendorong upaya reforestasi dan pemulihan ekosistem hutan, terutama di kawasan yang gundul akibat pembalakan. Langkah ini dinilai penting untuk meningkatkan daya serap air, mengurangi potensi banjir, serta mengembalikan fungsi ekologis di wilayah-wilayah rawan.
"Selain itu perlu dorongan khusus untuk menurunkan emisi karbon melalui percepatan transisi energi, termasuk pengembangan energi terbarukan, waste-to-energy, serta implementasi CCS ke depannya," lanjutnya.
Eddy menggarisbawahi Presiden Prabowo telah menempatkan transisi energi sebagai bagian penting dalam upaya mewujudkan kedaulatan energi dan mendorong ekonomi hijau di Indonesia.
"Karena itu kami mendorong agar ke depan tata Kelola transisi energi diperkuat, investasi diarahkan pada solusi rendah karbon, dan kebijakan mitigasi bencana terintegrasi dengan agenda transisi energi," tutupnya.
Lihat juga Video 'BMKG Prediksi Curah Hujan Tinggi Guyur Kaltim-Pulau Jawa saat Nataru':
(akn/ega)










































