Warga di Huta Nabolon, Tukka, Tapanuli Tengah, bernama Margembira Gultom (41) menjadikan rumahnya yang selamat dari banjir bandang dan longsor sebagai tempat pengungsian bagi warga terdampak bencana. Margembira juga membagikan semua pakaian di rumahnya kepada korban bencana.
"Pakaian yang sedang kami jemur, kami bagikan semua ke tetangga pak, tidak ada pakaian mereka," kata Margembira yang tinggal di Lingkungan IV, Huta Nabolon, seperti dilansir Antara, Senin (8/12/2025).
Ada puluhan warga di Lingkungan IV, Huta Nabolon, yang awalnya bertahan di tengah gelap dan dinginnya malam tanpa pakaian bersih. Margembira mengatakan dirinya menjadikan rumahnya sebagai tempat pengungsian darurat dan mengizinkan warga menggunakan fasilitas yang bisa dimanfaatkan di rumahnya untuk membantu sesama warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah itu awalnya dihuni Margembira bersama ayah, ibu, istri dan seorang anaknya. Rumah itu berada di atas bukit hingga selamat dari amukan banjir bandang yang meluluhlantakkan mayoritas rumah dan fasilitas lain di Lingkungan IV.
"30 KK ada yang tinggal bersama kami di sini. Pak tahu tidak, kami delapan liter beras dimasak untuk sekali makan, karena tidak ada lagi lauk saat itu saya potong babi dan lembu ternak kami untuk dibagi-bagikan," katanya.
Dia mengatakan kondisi mereka saat ini membaik karena bantuan kebutuhan pokok sudah mulai tiba. Dia mengatakan rumahnya juga mendapat bantuan genset.
"Juga sudah ada bantuan genset untuk penerangan. Hanya saja itu pak pakaian bersih dan layak pakai yang dibutuh sekali pakaian kami ini apalagi cuaca masih hujan terus ini air bisa kembali naik," ujarnya.
Kelurahan Huta Nabolon merupakan salah satu kawasan yang paling terdampak bencana banjir disertai tanah longsor di Kecamatan Tukka, Tapanuli Tengah, pada 25 November. Kawasan itu pula yang menjadi lokasi di mana banjir membawa serta balok-balok kayu besar.
Material yang dibawa banjir itu telah menghancurkan rumah 150-200 kepala keluarga di kawasan Lingkungan IV. Jalan utama yang menghubungkan Huta Nabolon-Tukka terputus sehingga menjadi daerah yang sulit dijangkau bala bantuan hingga hari ke-13 masa tanggap darurat bencana.
Simak juga Video: Nestapa Korban Banjir di Aceh Tamiang, Meninggal di Tempat Pengungsian











































