Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung membuka peluang dalam pendanaan kota melalui skema naming rights pada halte, fasilitas publik, hingga ruang-ruang publik lainnya. Langkah ini sebagai bagian dari strategi creative financing guna menambah pemasukan daerah di tengah kebutuhan pembangunan yang terus meningkat.
"Semuanya sekarang boleh dilakukan yang disebut naming rights. Halte boleh, apa saja boleh, selama memberikan kontribusi pemasukan bagi DKI Jakarta," kata Pramono saat membuka High Level Meeting (HLM) TPID dan TP2DD di Sari Pacific, Jakarta Pusat, Kamis (4/12/2025).
Menurutnya, kerja sama dengan dunia usaha bukan hanya akan memperkuat pendanaan daerah, tapi juga memperindah fasilitas publik melalui kolaborasi kreatif antara pemerintah dan pelaku usaha.
"Ini merupakan salah satu creative financing yang bisa kita lakukan. Wali kota dan bupati saya minta untuk mengoptimalkan peluang kerja sama dengan perusahaan atau perseorangan untuk memperindah Jakarta," ujarnya.
Pramono menekankan bahwa Jakarta tidak lagi bisa mengandalkan APBD semata karena kebutuhan pelayanan publik dan infrastruktur semakin tinggi. Skema naming rights memungkinkan fasilitas publik, seperti halte, taman, jalur pejalan kaki, hingga ruang terbuka yang dikelola bersama sektor swasta tanpa mengurangi fungsi layanan kepada masyarakat.
Ia juga menyinggung bahwa kebijakan ini bisa menjadi peluang kolaborasi yang lebih luas, termasuk melalui CSR. Bahkan ia mengaku beberapa pihak sudah mulai tertarik mensponsori sejumlah ruang kota yang sedang dipercantik.
Pramono berharap skema tersebut mendorong percepatan penataan kota, termasuk pembuatan taman-taman kecil, penghijauan kolong jalan tol dan jembatan, hingga revitalisasi halte dan ruang publik lainnya.
Menurutnya, jika kolaborasi seperti ini berjalan, Jakarta akan semakin modern, rapi, dan nyaman tanpa sepenuhnya membebani anggaran daerah.
"Dengan cara-cara seperti itulah kita bangun Jakarta bersama. Tidak semua harus dilakukan oleh pemda, warga juga harus diberi kesempatan," tegasnya.
Simak juga Video: Pramono Targetkan Jakarta Masuk 50 Besar Kota Global di 2030
(bel/idn)