Pegiat Literasi Digital di Desa Genjot Konektivitas di Wilayah 3T

Apresiasi Konektivitas Digital

Pegiat Literasi Digital di Desa Genjot Konektivitas di Wilayah 3T

Hana Nushratu Uzma - detikNews
Kamis, 04 Des 2025 08:01 WIB
Pegiat Literasi Digital di Desa Genjot Konektivitas di Wilayah 3T
Foto: Dok. Pemkab Banyuwangi
Jakarta -

Pemerintah melalui Kementerian Informasi dan Digital (Komdigi) terus menggenjot program desa digital. Program yang telah berjalan sejak 2017 ini mendapatkan tempat khusus di sejumlah besar desa dari sekitar 80.000 desa yang kaya potensi di Tanah Air.

Sejak itu, seiring dengan infrastruktur teknologi yang semakin merata, Indonesia menjembatani kesenjangan digital antara perkotaan dan pedesaan, menciptakan peluang yang setara bagi seluruh masyarakat. Di samping itu, pemerataan teknologi juga sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

Desa digital adalah sebuah konsep yang menggabungkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan kegiatan di desa. Konsep ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik, perekonomian, dan partisipasi masyarakat di desa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikatakan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Komdigi Harry Budiarto pihaknya telah melakukan riset berbasis survei yang mengukur tingkat kesiapan digital masyarakat di setiap kabupaten/kota di Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Kalau infrastrukturnya nggak ada ya berarti ya bisa kita melakukan kegiatan di bidang digitalisasi," jelas Budiarto, dikutip dari Antara, Selasa (2/12/2025).

Riset ini menghasilkan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) yang memiliki empat pilar utama, antara lain infrastruktur, keterampilan, pemberdayaan, dan industri. Ketersediaan infrastruktur digital menjadi fondasi utama dalam membangun masyarakat digital.

Memantik Kesadaran Desa Maju

Program Desa Digital berfokus pada pembangunan infrastruktur jaringan internet di desa-desa yang sebelumnya minim akses. Proyek ini melibatkan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), yang bertugas membangun menara telekomunikasi, Base Transceiver Station (BTS), memfasilitasi akses internet VSAT (Very Small Aperture Terminal) yang dipasang di balai desa, kantor desa, pesantren, sekolah, dan puskesmas, yang terhubung dengan satelit. Selain itu, juga membangun jaringan fiber optik di wilayah-wilayah terpencil.

Dikutip dari laman Digital Desa, upaya tersebut berbuah pada kemudahan dan kecepatan akses internet, yang berhasil memantik kesadaran dari beberapa desa di Indonesia akan pentingnya sebuah adopsi digital yang optimal dalam setiap aktivitas pemerintahan desa. Ujungnya, mereka akan sepenuhnya meninggalkan administrasi desa yang berbasis kertas (manual), hingga pelayanan kepada masyarakat yang masih terkendala akan jarak dan waktu.

Kesadaran digital atau transformasi digital desa tersebut yang pada akhirnya membawa mereka untuk menjadi desa digital terbaik dan layak menjadi percontohan dalam peningkatan pelayanan, tata kelola administrasi, hingga promosi potensi dan ekonomi desa.

Salah satu desa yang menerapkan Desa Digital yaitu Desa Mananggu, Kabupaten Boalemo, Gorontalo. Desa ini berhasil bertransformasi menjadi desa yang cerdas (smart village) dengan digital, sejak meluncurkan digitalisasi desa pada 22 Agustus 2023.

Sejak itu Desa Mananggu mulai mengubah sistem pelayanan dari manual menuju layanan yang tersistem dan otomatis. Sistem layanan DIGIDES yang diterapkan oleh Pemerintah Desa Mananggu kini telah berhasil melakukan penyederhanaan tata kelola data administrasi, termasuk data kependudukan dan persuratan sehingga tercapainya akses pelayanan yang cepat dan akurat.

Keberhasilan ini memberikan contoh efisiensi bagi desa-desa lain di Kabupaten Boalemo dalam mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan tata kelola administratif. Di samping itu, desa digital memberikan dampak positif di berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, hingga pertanian.

Melihat pentingnya peran tersebut, detikcom menghadirkan ajang penghargaan 'Apresiasi Konektivitas Digital' sebagai bentuk pengakuan bagi individu, kelompok, ataupun lembaga yang berkontribusi membuka akses digital hingga pelosok negeri. Ajang ini juga menampilkan berbagai kisah inspiratif di balik upaya menghadirkan konektivitas yang merata.

Adapun salah satu kategori yang dihadirkan adalah Pegiat Literasi Digital di Desa, yaitu penghargaan bagi individu yang secara konsisten menjalankan program literasi digital untuk meningkatkan pengetahuan, kompetensi, dan kecakapan digital masyarakat desa. Individu tersebut berperan mendorong perilaku digital yang positif, bertanggung jawab, dan secara aman memanfaatkan informasi digital.

Melalui ajang ini, detikcom membuka kesempatan bagi masyarakat untuk mengusulkan figur, komunitas, atau lembaga yang dinilai memiliki kontribusi besar dalam memperkuat konektivitas digital, terutama di wilayah 3T. Proses submission dapat dilakukan melalui laman detik.com/apresiasikonektivitasdigital.

Ketentuan Pengajuan Nominasi:

  1. Satu pengusul hanya dapat mengajukan satu nominator.
  2. Periode submission berlangsung pada 15 November 2025 - 15 Januari 2026.
  3. Pengajuan harus disertai bukti pendukung seperti foto, video, atau dokumen relevan.

Melalui ajang Apresiasi Konektivitas Digital, detikcom ingin memberikan ruang bagi para pejuang digital di seluruh Indonesia yang telah membantu membuka akses teknologi sebagai jembatan menuju kesejahteraan. Inisiatif ini diharapkan memperkuat kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam mewujudkan pemerataan konektivitas di Indonesia.

Dengan semakin meratanya akses digital, masyarakat termasuk yang berada di wilayah 3T memiliki kesempatan yang setara untuk belajar, berkembang, dan berdaya saing di era digital.

(akn/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads