Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho menegaskan Operasi Lilin 2025 akan diperkuat dengan penggunaan teknologi digital canggih yang terintegrasi di Command Center Kilometer 29. Irjen Agus mengatakan fasilitas ini akan menjadi pusat kendali utama pengamanan Natal dan tahun baru (Nataru).
Hal itu disampaikan Irjen Agus dalam rapat bersama Komisi III DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/11/2025). Irjen Agus mengatakan Command Center Km 29 memungkinkan pemantauan arus lalu lintas dan situasi keamanan di seluruh Indonesia dari satu titik.
"Besok kami juga akan gelar sarana prasarana dan infrastruktur teknologi digital di Km 29 agar kami bisa mensimulasikan dari satu titik command center kami bisa melihat semua yang ada di republik ini, yang di Medan, yang di Lampung, yang di tol, itu bisa kami lihat di command center kami di Km 29," kata Irjen Agus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irjen Agus mengatakan pihaknya akan menggelar sarana-prasarana teknologi digital di Km 29 pada Jumat (28/11). Pihaknya, juga berencana mengundang Komisi III DPR untuk meninjau langsung kesiapan tersebut.
"Kami sudah melakukan rencana pengamanan menggunakan teknologi yang cukup canggih sehingga, ketika terjadi kepadatan, ketika terjadi perlambatan arus, kita bisa melihat di satu ruangan yang nanti bagaimana kita bisa membuat skenario cara bertindak yang tepat," ujarnya.
Command Center Km 29 dilengkapi dengan teknologi mutakhir yang memungkinkan pemantauan arus lalu lintas secara real-time. Sistem ini terintegrasi dengan jaringan CCTV di berbagai titik strategis, seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, dan rest area.
Petugas dapat memantau situasi terkini secara menyeluruh dan merespons dengan cepat terhadap potensi kemacetan, kecelakaan, atau insiden lainnya yang dapat mengganggu kelancaran perjalanan masyarakat.
Inventaris, sistem, dan dukungan Korlantas Polri selama Operasi Lilin 2025 di antaranya, mobil dinas, helikopter, mobil RAR, mobil TAA, mobil command center, mobil derek, mobil ambulans, mobil pemadam, drone, e-TLE, dan K3I.
Karkorlantas mengatakan kesiapan Operasi Lilin 2025 diawali dengan pelaksanaan Operasi Zebra. Kakorlantas menekankan fokus Polri saat ini bukan pada banyaknya penindakan hukum, tetapi pada pendekatan humanis.
"Jadi di Operasi Zebra ini tentunya kami Kakorlantas Polri dan dirlantas jajaran tidak bangga untuk melakukan pendekatan hukum, tetapi bagaimana caranya kita dekat dengan masyarakat, jadi komunikasi dengan masyarakat itu lebih bagus," paparnya.
Irjen Agus menyampaikan saat ini pihaknya lebih mengedepankan pendekatan humanis melalui program seperti Polantas Menyapa, ngopi bersama warga, hingga edukasi moral berlalu lintas. Menurutnya, dengan begitu lebih berdampak pada penurunan angka kecelakaan dan fatalitas.
"Dulu ketika terjadi peristiwa kecelakaan, oh ternyata pendekatan hukumnya kurang, tilangnya harus tinggi, ternyata sekarang tidak, nanti ada buktinya sesuai dengan permintaan Komisi III, bahwa ketika kita dekat dengan masyarakat, kita bisa komunikasi dengan masyarakat, dan kita diterima di tengah masyarakat, dan kita ngopi bersama, cangkrukan (nongkrong) bersama, di situ kita bisa memberikan sebuah pengertian gerakan moral, pentingnya tertib berlalu lintas untuk keselamatan," ungkapnya.
Irjen Agus mengatakan pengamanan lalu lintas pada Operasi Lilin 2025 dibagi dalam empat klaster utama. Di antaranya, jalur tol pelabuhan dan penyeberangan, pusat keramaian seperti wisata dan rumah ibadah, serta wilayah strategis lainnya.
"Khusus jalur tol, kami laporkan proyeksi volume lalu lintas keluar Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Proyeksinya, Bapak-Ibu, bahwa 2.905.318 kendaraan. Kalau prediksi selama Nataru itu hanya ada peningkatan 12,2 persen. Kalau Ketupat itu sampai 90 persen," ujarnya.
"Artinya bahwa prediksi total lalin, traffic accounting yang ada di tol, yang ada di jalan arteri, itu seperti weekend plus 2 persen. Jadi masih bisa kita kendalikan," sambungnya.
Irjen Agus mengatakan kondisi tersebut akan terus dianalisis melalui traffic counting untuk menentukan penerapan contraflow atau one way. Keputusan akan diambil secara real time oleh tim di Command Center Km 29.
"Apakah nanti parameternya itu harus kita contraflow atau kita buat one way, tentunya nanti command center di Kilometer 29 akan menilai kondisi pada saat gitu," paparnya.
"Jadi prediksinya boleh, tetapi kondisi pada saat itu kalau harus dilakukan one way, kami lakukan one way. Karena kami standby di command center itu. Termasuk juga wilayah. Mungkin Gadog akan terjadi one way alih arus, Mengkreng Jawa Timur, terus Batu di Malang, termasuk yang Canggu di Bali, itu para direktur lalu lintas sudah sangat menguasai. Jadi kapan bangkitan arus dan kapan cara bertindak itu harus dilakukan," imbuh dia.











































