Puan Maharani Soroti Peran Guru dalam Cegah Kasus Bullying di Sekolah

Puan Maharani Soroti Peran Guru dalam Cegah Kasus Bullying di Sekolah

Gezita Inova Rusyda - detikNews
Selasa, 25 Nov 2025 15:03 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November, Ketua DPR RI Puan Maharani memberikan apresiasi kepada seluruh guru di Indonesia. Puan menyoroti peran guru dan negara yang dapat memperkuat sekolah sebagai lingkungan yang aman dari maraknya kasus bullying.

Peringatan Hari Guru pada tahun ini mengusung tema 'Guru Hebat, Indonesia Kuat'. Puan menjelaskan bahwa tema tersebut bukan sekadar slogan, tetapi juga pengingat nyata bahwa daya tahan bangsa ditentukan oleh kekuatan moral, karakter, dan keteguhan guru dalam membimbing generasi muda.

"Tugas guru saat ini jauh lebih berat dibanding dekade sebelumnya. Guru tidak hanya mengajar, tetapi menjadi penjaga nilai moral, pelindung siswa dari kekerasan dan perundungan, pembimbing dalam era informasi yang tidak terbendung, serta figur yang menjaga arah pembentukan karakter generasi muda," kata Puan, Selasa (25/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puan menyoroti peningkatan kasus perundungan di sekolah yang mengakibatkan siswa mengalami luka berat, trauma psikologis, hingga kematian. Banyaknya kasus yang terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa perundungan dapat terjadi karena lemahnya pengawasan lingkungan sekolah, kurangnya pendampingan karakter, dan pengaruh negatif digital yang tidak terfilter. Sebab itu, di tengah pengaruh negatif sosial media, Puan menilai guru adalah benteng moral terakhir bagi generasi muda.

ADVERTISEMENT

Menurut Puan, seorang guru memiliki peran sentral dalam mencegah perundungan melalui konsistensi pendidikan karakter, pemantauan interaksi siswa, dan pembentukan budaya sekolah yang inklusif dan aman.

"Namun tanggung jawab ini tidak boleh dibebankan sepenuhnya kepada guru. Negara dan sekolah harus menghadirkan sistem yang mendukung," tegas Puan.

Selanjutnya, Puan menyampaikan keprihatinan dan dukacita mendalam atas kasus perundungan yang kembali merenggut nyawa peserta didik di Indonesia. Termasuk kasus yang menimpa siswa MH di Tangerang Selatan serta TA, siswa SD di Wonosobo yang meninggal dunia akibat pengeroyokan oleh teman sekolahnya.

"Rangkaian peristiwa ini merupakan alarm nasional bahwa kekerasan di lingkungan sekolah telah mencapai tahap yang fatal, bukan lagi sekadar perilaku bermasalah antar siswa," sebutnya.

Tidak hanya peran guru, Puan juga menyoroti pemerintah yang harus memiliki penanganan lebih lanjut terkait kasus perundungan. Keselamatan siswa di sekolah bukan hanya tanggung jawab guru atau kepala sekolah, tetapi tanggung jawab negara.

Negara harus hadir dengan langkah korektif yang bersifat menyeluruh, bukan parsial atau seremonial. Sementara soal penegakan hukum, Puan mengingatkan agar disesuaikan dengan kriteria peradilan anak dan perlindungan anak.

Kemudian, Puan menekankan komitmen guru tidak akan maksimal tanpa perhatian serius negara terhadap kesejahteraan dan kondisi kerja mereka. Masih banyak guru yang bekerja dengan beban berat, menerima penghasilan tidak layak, dan ditempatkan di daerah terpencil tanpa fasilitas pendukung. Melalui kesulitan tersebut, para guru dituntut menjadi teladan moral dan akademik.

"Guru adalah fondasi peradaban bangsa. Mereka membutuhkan dukungan penuh negara agar dapat menjalankan tanggung jawab yang semakin kompleks," jelas Puan.

Puan lebih lanjut menyarankan pemerintah untuk memberi pelatihan kepada guru untuk menghadapi tantangan zaman termasuk literasi digital, psikologi anak, dan deteksi dini kekerasan. Ekosistem sekolah yang aman dan ramah anak juga perlu diperhatikan dengan dukungan konselor dan kerja sama orang tua.

Pada rangka Hari Guru 2025, Puan tidak hanya meminta pemerintah memperkuat program pencegahan perundungan secara nasional melalui pedoman khusus, tetapi juga peningkatan kesejahteraan guru honorer dan guru di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Simak juga Video: Puan Minta Kasus Bullying di Sekolah Tak Terulang: Ini Darurat

(anl/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads