Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno merespons soal angka depresi di Jakarta yang disebut lebih tinggi dibanding rata-rata nasional. Meski demikian, ia menegaskan Jakarta tetap menjadi kota bahagia.
"Ya, tapi Jakarta kota bahagia, lho," kata Rano di Balai Kota Jakarta, Sabtu (22/11/2025).
Rano menilai kebahagiaan warga tidak semata diukur dari angka kesehatan mental, tetapi juga dari kemajuan fasilitas publik dan ruang interaksi. Ia pun mengatakan pihaknya harus melakukan survei tersendiri soal hal tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin yang namanya clear, nggak mungkin. Itu yang namanya depresi itu wilayah, beberapa wilayah mungkin iya, tapi nggak bisa whole gitu. Harus kita survei itu, ya," ungkapnya.
Kementerian Kesehatan RI sebelumnya menyebut prevalensi depresi di kalangan penduduk DKI Jakarta usia di atas 15 tahun mencapai 1,5 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang berada di angka 1,4 persen. Data ini menunjukkan urgensi penanganan kesehatan mental di Ibu Kota.
"Terkait data gangguan depresi, rata-rata nasional 1,4 persen, DKI Jakarta sedikit lebih tinggi, 1,5 persen," kata Ketua Tim Kerja Deteksi Dini dan Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Direktorat Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan, Yunita Arihandayani, dikutip Antara.
Adapun masalah kesehatan jiwa pada usia di atas 15 tahun masuk ke dalam peringkat kedua dari 10 penyakit tertinggi. Provinsi Jawa Barat tercatat memiliki prevalensi penduduk dengan angka masalah kesehatan jiwa paling tinggi, yakni 4,4 persen atau di atas rata-rata nasional, yakni 2 persen.
Secara nasional rata-ratanya 2 persen. DKI Jakarta sedikit lebih tinggi, 2,2 persen," kata Yunita yang menambahkan bahwa angka itu merujuk pada Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023.
Simak juga Video Gen Alpha Disebut Lebih Rentan Depresi, Kenapa?











































