365 Ribu Orang Dewasa Jakarta Skrining Via CKG, 3% Terindikasi Depresi

365 Ribu Orang Dewasa Jakarta Skrining Via CKG, 3% Terindikasi Depresi

Antara - detikNews
Sabtu, 22 Nov 2025 12:36 WIB
Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas Tanah Abang
Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas Tanah Abang (Devandra Abi Prasetyo/detikHealth)
Jakarta -

Sebanyak 365.730 orang dewasa dan lansia di DKI Jakarta sudah menjalani skrining kesehatan jiwa dalam Program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau warga lain ikut melakukan CKG.

"Mohon warga DKI Jakarta bisa melakukan CKG dan termasuk mengisi skrining kesehatan jiwanya," kata Ketua Tim Kerja Deteksi Dini dan Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Direktorat Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes, Yunita Arihandayani, dilansir Antara, Sabtu (22/11/2025).

Yunita mengungkap hal itu dalam seminar daring bertema 'Merawat Kesehatan Mental Ibu sebagai Pilar Ketahanan Keluarga' digelar Jumat (21/11).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan sebanyak 10.973 orang atau 3 persen orang dewasa dan lansia di Jakarta yang sudah menjalani skrining kesehatan jiwa pada Program CKG menunjukkan kemungkinan gejala depresi. Dia mengingatkan penduduk berusia di atas 15 tahun yang mengalami depresi di Jakarta sebanyak 1,5 persen atau di atas rata-rata nasional.

ADVERTISEMENT

"Terkait data gangguan depresi, rata-rata nasional 1,4 persen, DKI Jakarta sedikit lebih tinggi, 1,5 persen," kata Yunita.

2,49% Orang Dewasa di Jakarta Alami Kecemasan

Sementara, 9.090 orang di antaranya atau sebesar 2,49 persen, orang dewasa dan lansia di Jakarta menunjukkan gejala kecemasan. Masalah kesehatan jiwa pada usia di atas 15 tahun ini ada di peringkat kedua dari 10 penyakit tertinggi.

Provinsi Jawa Barat tercatat memiliki prevalensi penduduk dengan angka masalah kesehatan jiwa paling tinggi, yakni 4,4 persen atau di atas rata-rata nasional, yakni 2 persen.

"Secara nasional rata-ratanya 2 persen. DKI Jakarta sedikit lebih tinggi, 2,2 persen," kata Yunita yang menambahkan bahwa angka itu merujuk Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023.

Sedikit Orang Cari Pengobatan

Dia mengatakan, hanya sedikit orang yang mengalami masalah kesehatan jiwa, baik depresi maupun kecemasan mencari pengobatan. Tercatat, hanya 0,7 persen orang dengan gangguan cemas mencari pengobatan, sementara untuk pasien depresi jumlahnya 12,7 persen.

Menurut Yunita, kurangnya kesadaran bahwa dirinya mengalami gejala depresi atau cemas menjadi penyebab mereka tak mengakses pengobatan. Selain itu, masih ada stigma di masyarakat terkait masalah kesehatan jiwa.

Seseorang tidak mencari pengobatan ke ahlinya, seperti psikolog atau psikiater takut dibilang ODGJ (orang dengan gangguan jiwa). "Misalnya, sering dibilang orang yang sedih terus, orang yang enggak punya semangat, dibilang kurang kuat iman," kata dia.

Sementara itu, orang dengan gejala depresi dan kecemasan harus segera mencari pengobatan agar kondisinya tak semakin parah. "Ketika tidak mencari pengobatan, dibiarkan depresi, ringan awalnya kemudian menjadi semakin parah," kata dia.

Imbauan Skrining Kesehatan Jiwa

Dia mengingatkan bahwa skrining kesehatan jiwa (keswa) merupakan langkah penting untuk deteksi dini dan pencegahan masalah keswa.

Skrining bisa dilakukan di Puskesmas dan saat ini sudah hampir seluruh Puskesmas di Jakarta menyediakan psikolog klinis. Upaya ini untuk mencegah masyarakat yang sudah sehat atau yang berisiko menghadapi gangguan keswa.

"Dengan kita lakukan deteksi dini melalui skrining kesehatan jiwa," kata dia.

Namun, deteksi dini melalui skrining keswa bukan alat penegak diagnosis penyakit, melainkan sebagai penunjang untuk membantu individu memahami dan mengenali masalah yang mungkin sedang dialami. Deteksi dini merupakan penilaian awal untuk mengidentifikasi sejak dini, tanda, gejala atau faktor risiko masalah keswa.

Warga Jakarta yang mengalami masalah kesehatan mental dapat memanfaatkan layanan telekonsultasi JakCare sebagai pertolongan pertama dan deteksi dini.

Layanan yang yang diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pada Mei 2025 ini dapat diakses melalui aplikasi JAKI (Jakarta Kini) atau menghubungi 0800-1500-119 (gratis).

(jbr/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads