BGN Bentuk Tim Pakar Pangan dan Gizi MBG, Siap Edukasi Masyarakat

BGN Bentuk Tim Pakar Pangan dan Gizi MBG, Siap Edukasi Masyarakat

Dwi Rahmawati - detikNews
Sabtu, 22 Nov 2025 09:44 WIB
BGN melaksanakan pertemuan dengan pakar pangan gizi MBG
BGN melaksanakan pertemuan dengan pakar pangan gizi MBG. (Foto: dok. Badan Gizi Nasional)
Jakarta -

Badan Gizi Nasional (BGN) mengadakan pertemuan dengan pakar ilmu pangan dan gizi dari berbagai universitas di Indonesia. Tujuannya untuk menyukseskan dan memberi edukasi terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) ke masyarakat.

Pertemuan ini diinisiasi oleh Wakil Kepala BGN Nanik Sudaryati Deyang di kantor BGN, Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/11/2025). Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, Profesor Hardinsyah, mensyukuri pembentukan tim pakar tersebut.

"Kami mengucapkan terima kasih karena telah diajak secara resmi menjadi narasumber, fasilitator, dan turut memikirkan persoalan bangsa. Dengan pembentukan tim pakar ini, maka perhatian, pemikiran, tenaga, dan waktu kita menjadi lebih terstruktur dengan komitmen bersama untuk menyukseskan program MBG," kata Guru Besar Ilmu Gizi dari Institut Pertanian Bogor, Profesor Hardinsyah, dalam momen tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profesor Eni Harmayani, Dekan Fakultas Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada, juga sangat mengapresiasi ide pembentukan tim pakar ini. Ia menyebut BGN membuka diri untuk menyempurnakan program MBG.

"Sincerity. Saya melihat BGN sudah membuka diri untuk mendapat masukan-masukan dari luar, sehingga ke depan akan ada room of improvement, untuk menyempurnakan program besar ini," kata Prof Eni, yang mengikuti pertemuan secara daring dari Jepang.

ADVERTISEMENT

Profesor Trias Mahmudianto dari Universitas Airlangga menyatakan siap memberikan edukasi tentang pengelolaan keamanan pangan dan meneliti dampak pemberian MBG kepada anak-anak di sekolah-sekolah penerima manfaat. Unair disebut sudah merancang kegiatan pemantauan gizi di sekolah-sekolah.

"Dari Unair kami sudah merancang kegiatan pemantauan gizi ke sekolah-sekolah penerima MBG," kata Prof Trias.

Hal ini dikatakan sudah dilakukan Universitas Sahid dengan program pengabdian masyarakat oleh Fakultas Teknologi Pangan. Pihaknya menyebut sudah bekerja sama dengan Pemkot Depok memberikan edukasi terkait gizi ke masyarakat.

"Kami sudah bekerja sama dengan Pemerintah Kota Depok untuk memberikan edukasi gizi ke masyarakat," kata Profesor Rahmawati, Guru Besar Ilmu Teknologi Pangan dan Gizi dari Universitas Sahid.

Di sisi lain, Profesor Teti Estiasih dari Universitas Brawijaya menekankan pentingnya BGN memastikan bahwa setiap SPPG (satuan pelayanan pemenuhan gizi) mematuhi setiap SOP untuk menjaga keamanan pangan. Ia berharap kejadian yang merugikan siswa dapat terhindarkan ke depannya.

"Semua dapur MBG wajib untuk menjaga keamanan pangan, karena ini adalah investasi jangka panjang," kata Prof Teti.

Ahli gizi klinis Universitas Diponegoro, Muhammad Syauqi, mendukung adanya intervensi gizi dari BGN ke masyarakat. Ia tak ingin masyarakat mendapat informasi yang salah.

"Jangan sampai program yang sangat bagus ini malah kemudian tidak berlanjut karena informasi yang salah," kata Syauqi.

Selain itu, pakar gizi masyarakat, Helda Khusun dari SEAMEO Biotrop, mengungkapkan beberapa temuan saat memantau dampak pemberian MBG ke siswa di Sambas, Kalimantan Barat. Ia menyebut para siswa antusias menyambut program MBG itu.

"Saya sampai merinding melihat antusiasme anak-anak yang sangat menanti-nanti kehadiran petugas SPPG membawa hidangan MBG untuk mereka," ujarnya.

Sedangkan pakar kesehatan masyarakat Universitas Hasanuddin, Sudirman Nasir, mengatakan program MBG bisa menjadi capaian besar RI selanjutnya. "Program MBG ini bisa menjadi capaian Indonesia selanjutnya," ujarnya.

Di kesempatan itu, Wakil Kepala Badan Gizi Nasional, Nanik Sudaryati Deyang, merasa gembira bisa mengumpulkan para pakar. Ia ingin ilmu para pakar pangan dan gizi ini dapat menyukseskan program MBG di Tanah Air.

"Terima kasih sudah bergabung dengan kami, semoga kami bisa belajar banyak dari Bapak-Bapak dan Ibu. Semoga kita semua bisa membantu Presiden memperbaiki program andalan Presiden ini," imbuh Nanik.

Lihat juga Video Penegasan Menko Zulhas: MBG Perlu Profesi Ahli Gizi

(dwr/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads