Wali Kota Bogor Dedie Abdu Rachim mengatakan catatan sejarah membuktikan Kota Bogor menjadi daerah yang penting bagi dunia. Sebab dari kota tersebut tercetusnya Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung.
Sebab KAA mendorong untuk mempererat kerja sama serta membangun solidaritas antarnegara Asia dan Afrika dalam bidang ekonomi, sosial, hingga budaya.
Konferensi ini juga bertujuan untuk menentang kolonialisme dan neokolonialisme. Serta memperkuat posisi negara-negara berkembang dalam upaya menjaga perdamaian dunia dan keadilan dalam hubungan internasional.
"Tetapi kita ingin mengingatkan semua bahwa peran Bogor itu sudah sejak lama cukup penting," kata Dedie pada The Ambassador Summit 2025 - Road to 71st Asia-Africa Conference di Balai Kota Bogor, Kamis (20/11/2025).
Dia mengatakan sebelum terselenggaranya KAA, sudah lebih dahulu diselenggarakannya Konferensi Bogor.
"Tetapi sebelum Konferensi Asia Afrika di 28 sampai 29 Desember 1954 itu ada yang namanya Konferensi Bogor. Nah, Konferensi Bogor inilah yang kemudian poin-poin pertemuannya itu mencetuskan yang namanya Konferensi Asia Afrika di Bandung, April tahun 1955," ungkapnya.
Terkait The Ambassador Summit 2025 - Road to 71st Asia-Africa Conference, Dedie mengatakan acara tersebut sebagai upaya untuk terus menjaga semangat anti imperialisme dan anti kolonialisme seperti yang dicetuskan di KAA.
"Sebagai semangat anti-imperialisme, anti-kolonialisme dan semangat untuk memerdekakan diri kita memerdekakan bangsa," ujarnya.
Dia mengatakan lewat semangat tersebut maka bisa berdampak positif terhadap kesejahteraan warga, tidak hanya di Bogor atau Indonesia saja, namun juga dunia. Untuk itu, dia menilai semangat tersebut tetap harus dijaga hingga saat ini.
"Ujungnya adalah menuju kesejahteraan umat, menuju kesejahteraan masyarakat. Jadi itu yang harus selalu gelorakan bahwa ada orang-orang yang dahulu sudah memikirkan bagaimana negara itu terbentuk dan tujuan negara itu harus dikawal bersama," ujarnya.
"Sehingga tujuan akhirnya menjadikan negara yang kalau dalam bahasa kita namanya yang tadi dimulai dari sebuah pemikiran-pemikiran yang dicetuskan oleh tokoh-tokoh pada saat itu yang luar biasa," sambungnya.
Hal senada turut diungkapkan oleh Perwakilan Kedutaan Besar India Vikram Vardhan. Vikram Vardhan mengatakan semangat KAA tetap harus dijaga hingga saat ini. Sebab setelah KAA berlangsung banyak negara di Asia dan Afrika mendapatkan kemerdekaan mereka.
"Setelah konferensi Bandung, kami melihat banyak negara-negara yang berkembang dan banyak negara-negara di Asia dan Afrika yang mendapatkan kemerdekaan," kata Vikram Vardhan.
Dia menilai semangat dari KAA masih relevan hingga saat ini dan tidak boleh dilupakan begitu saja oleh generasi sekarang hingga mendatang.
"Sekarang, kita juga sedang hidup di saat yang sama, di mana kita tidak harus lupa tentang KAA Bandung. Prinsip KAA Bandung semakin relevan. India, Indonesia, dan negara-negara berkembang memiliki tantangan dan aspirasi yang sama," ungkapnya.
Sementara itu, anggota DPR RI Rokhmin Dahuri juga menilai semangat dari KAA Bandung tetap harus dijaga hingga saat ini. Apalagi saat ini, dia menilai banyak negara-negara maju yang menerapkan kebijakan double standard untuk isu-isu kemanusiaan padahal faktanya sudah sangat jelas.
"(Semangat KAA) Ini masih sangat relevan," kata Rokhmin
Rokhmin menilai saat ini, dunia perlu memperhatikan seluruh aspek kehidupan manusia. Pasalnya angka kelaparan dan kemiskinan di dunia masih sangat tinggi. Untuk itu kolaborasi lintas negara dibutuhkan agar dapat mengurai masalah-masalah yang tengah dihadapi.
"Hampir semua aspek kehidupan global itu. Mohon maaf, di bidang ekonomi kemiskinan masih 3 miliar orang dan kelaparan 1 miliar orang. Kemudian dari lingkungan hidup (ada) triple ecological crisis," tuturnya.
Khusus di sosial politik, Rokhmin mengatakan masih ada negara-negara maju yang menerapkan standar ganda untuk isu-isu kemanusiaan seperti genosida Israel. Untuk kasus tersebut, dia mengatakan sudah 85-90% negara di dunia mengutuk asik tersebut, namun hingga saat ini Israel tidak mendapatkan sanksi dari perbuatannya.
"Sosial politik pun sangat memalukan. Betapa tidak genosida Israel yang sudah 80-90% negara-negara di dunia itu mengutuk dan menginginkan PBB menghukum Israel tetapi karena ada hak veto dari Amerika gagal terus. Itu kan menunjukkan double standard," ungkapnya.
Menurutnya, kebijakan double standard itulah yang harus dilawan demi tata kelola dunia menjadi lebih baik.
"Tata kelola dunia yang menurut saya sangat munafik dan seterusnya itu harus diberantas," tutupnya.
Tonton juga video "Respons Wali Kota Bogor soal Insiden Maut Longsornya TPA Galuga"
(akn/ega)