×
Ad

Gunung Semeru Ada di Daerah Mana? Ini Lokasi hingga Karakteristiknya

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Kamis, 20 Nov 2025 10:33 WIB
Gunung Semeru (Foto: ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya)
Jakarta -

Gunung Semeru mengalami erupsi kemarin. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan status aktivitas vulkanik Gunung Semeru naik dari level III atau 'Siaga' ke level IV atau 'Awas'.

Mengutip dari situs resmi BNPB, situasi tersebut terjadi pada Rabu (19/11) pukul 17.00 WIB. Kenaikan status tersebut telah dipantau oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, khususnya terkait dengan potensi dampak dan kemungkinan terjadinya pengungsian warga.

Lantas, di mana letak Gunung Semeru? Berikut ulasannya.

Letak Gunung Semeru dan Asal-usulnya

Gunung Semeru terletak di wilayah Provinsi Jawa Timur. Melansir situs resmi BNPB, Gunung Semeru berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Berdasarkan unggahan Kemendikdasmen (dulunya Kemendikbud) dalam akun Instagram @kemendikdasmen pada Selasa (7/12/2021), Gunung Semeru sering disebut dengan nama puncaknya, yakni Mahameru. Istilah mahameru berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti 'meru agung'.

Kata meru berarti 'pusat jagat raya', sedangkan agung berarti 'besat' (Skt. maha). Nama lain dari Semeru adalah Semeroe, Smeru dan Smiru.

Ejaan nama tersebut diambil dari peta Beschryving van de vulkanen Semeroe en Lemongan (peta ekspedisi dari Belanda pada abad ke-19) yang bernama peta Top van den Semeroe (1879). Peta tersebut menuliskan Semeroe sebagai nama gunung dan Mahameroe sebagai nama puncaknya.

Gunung Semeru tercatat mengalami 25 kali gempa erupsi dan 32 kali gempa guguran selama enam jam terakhir pada Kamis (20/11/2025) pukul 00.00 hingga 06.00 WIB. (Foto: ANTARA/HO-PVMBG)

Sejarah Letusan Gunung Semeru

Masih mengutip situs BNPB, Semeru memiliki catatan panjang sejarah erupsi yang terekam pada tahun 1818. Tidak banyak informasi yang terdokumentasikan terkait catatan letusan Semeru yang terekam pada 1818 hingga 1913. Kemudian pada 1941 - 1942, terekam aktivitas vulkanik dengan durasi panjang.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan leleran lava terjadi pada periode 21 September 1941 hingga Februari 1942. Saat itu, letusan sampai di lereng sebelah timur dengan ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter. Material vulkanik hingga menimbun pos pengairan Bantengan.

Selanjutnya, beberapa aktivitas vulkanik tercatat beruntun pada 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955 - 1957, 1958, 1959, 1960. Sebagai informasi, Gunung Semeru termasuk salah satu gunung api aktif yang melanjutkan aktivitas vulkaniknya.

Seperti pada 1 Desember 1977, guguran lava menghasilkan awan panas guguran dengan jarak hingga 10 km di Besuk Kembar. Volume endapan material vulkanik yang teramati mencapai 6,4 juta m3.

Awan panas juga mengarah ke wilayah Besuk Kobokan. Saat itu sawah, jembatan dan rumah warga rusak. Aktivitas vulkanik berlanjut dan tercatat pada 1978 - 1989.

PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008. Pada tahun 2008, tercatat beberapa kali erupsi, yaitu pada rentang 15 Mei hingga 22 Mei 2008. Teramati pada 22 Mei 2008, empat kali guguran awan panas yang mengarah ke wilayah Besuk Kobokan dengan jarak luncur 2.500 meter.

Karakteristik Gunung Semeru

Untuk karakter letusannya, Gunung Semeru ini bertipe vulkanian dan strombolian yang terjadi 3 - 4 kali setiap jam. Karakter letusan vulcanian berupa letusan eksplosif yang dapat menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya. Sementara, karakter letusan strombolian biasanya terjadi pembentukan kawan dan lidah lava baru.

Tonton juga video "Kondisi Terkini Aliran Sungai Curah Kobokan Usai Gunung Semeru Erupsi"




(kny/imk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork