Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta resmi memulai rangkaian pembangunan Flyover (FO) Latumeten yang berlokasi di Jalan Prof. Dr. Latumeten dan Jalan Makaliwe Raya, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Proyek ini bertujuan menghapus perlintasan sebidang kereta api Duri-Tangerang yang selama ini menjadi sumber kemacetan dan gangguan keselamatan.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, menghadiri kegiatan sosialisasi Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun Flyover (FO) Latumeten yang digelar di kantor Camat Grogol Petamburan, pada Senin, 17 November 2025.
Menurutnya, agenda tersebut merupakan bagian dari upaya mempercepat pembangunan infrastruktur strategis untuk mengurai kemacetan di kawasan Jakarta Barat. Sosialisasi digelar untuk memberikan gambaran menyeluruh kepada perwakilan masyarakat mengenai desain proyek, metode pelaksanaan konstruksi, hingga rekayasa lalu lintas selama masa pembangunan.
Pembangunan flyover ini memiliki dasar hukum yang kuat, mulai dari UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian yang mewajibkan perpotongan jalan-rel tidak sebidang, Perpres 55 Tahun 2018 tentang RITJ Jabodetabek, hingga dimasukkannya FO Latumeten dalam Proyek Strategis Nasional melalui Permenko Perekonomian Nomor 12 Tahun 2024.
Proyek ini adalah hasil dari kegiatan serap aspirasi/reses yang di adakan oleh Hardiyanto Kenneth pada pertengahan tahun 2024 dan dicantumkan juga dalam RPJPD Provinsi DKI Jakarta 2025-2045 serta ditetapkan sebagai program prioritas melalui Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 461 Tahun 2025.
Flyover Latumeten, kata Bang Kent, sapaan akrab Hardiyanto Kenneth, merupakan salah satu proyek infrastruktur prioritas yang ditujukan untuk mengatasi kepadatan lalu lintas di Jalan Prof. Dr. Latumeten, ruas jalan yang kerap mengalami kemacetan karena pertemuan arus kendaraan dari Duri Kosambi, Grogol, hingga Kalideres.
Kent menjelaskan, Flyover Latumeten akan dibangun pada dua sisi dengan panjang 386 meter (timur) dan 388 meter (barat). Proyek ini dibiayai APBD DKI Jakarta Tahun 2025-2026, dengan masa pelaksanaan 418 hari mulai 24 Oktober 2025 hingga 15 Desember 2026.
"Pembangunan flyover ini juga akan menyambungkan beberapa simpul transportasi penting dan diharapkan meningkatkan efektivitas mobilitas warga," kata Kent dalam keterangannya, Rabu (19/11/2025).
Selama masa konstruksi, sambung Kent, pemerintah akan membangun detour (jalur sementara) di kedua sisi flyover. Jalur detour ini sebagian memanfaatkan trotoar dan lahan warga.
"Pembangunan detour di kedua sisi flyover ini membutuhkan koordinasi intensif, pemindahan utilitas, serta penebangan pohon di area yang terdampak. Pemprov harus memastikan bahwa pembangunan dilakukan secara bertahap, transparan, dan tetap mengedepankan keselamatan serta kenyamanan warga selama proses berlangsung," beber Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta itu.
Selain mengurai kemacetan, Kent menyampaikan bahwa proyek ini juga direncanakan mampu memperbaiki kualitas konektivitas antarwilayah, mendukung kawasan permukiman padat, sekaligus mempermudah distribusi logistik dari dan menuju Jakarta Barat.
Kent menyebut, kehadirannya dalam sosialisasi tersebut merupakan bentuk komitmen DPRD untuk memastikan setiap pekerjaan konstruksi strategis berjalan transparan, tepat sasaran, serta memberi manfaat maksimal bagi masyarakat.
"Saya ingin memastikan seluruh proses pembangunan berjalan dengan benar, terbuka, dan memprioritaskan kepentingan warga," ujar Kent.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) DPD PDI Perjuangan Jakarta itu pun menekankan pentingnya memperhatikan aspek keselamatan konstruksi serta efektivitas pengerjaan, termasuk potensi dampak sosial bagi warga di sekitar lokasi proyek.
"Proses pembangunan harus tetap mengedepankan kenyamanan dan keselamatan masyarakat yang terdampak rekayasa lalu lintas," lanjutnya.
Kent juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berperan dalam dimulainya pembangunan Flyover Latumeten tersebut. Proyek ini, kata dia, bukan hanya pekerjaan konstruksi semata, tetapi merupakan ikhtiar bersama untuk meningkatkan keselamatan dan memperlancar arus transportasi masyarakat di wilayah Jakarta Barat.
"Saya mendukung penuh pelaksanaan proyek ini dan akan terus mengawal agar berjalan transparan, tepat waktu, serta memberi manfaat maksimal bagi warga. Kami juga mengimbau masyarakat untuk turut berperan aktif, memberikan masukan, dan berkolaborasi demi kelancaran proses pembangunan di lapangan," bebernya.
Ketua IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI) PPRA Angkatan LXII itu berharap Flyover Latumeten dapat segera terwujud dan menjadi solusi nyata terhadap kemacetan yang selama ini terjadi, serta menjadi bagian dari upaya besar kita bersama dalam membangun Jakarta yang lebih aman, modern, dan terintegrasi.
"Flyover Latumeten diharapkan menjadi solusi konkret untuk mengurangi kemacetan dan meningkatkan kelancaran arus kendaraan yang selama ini menjadi keluhan warga," tutupnya.
Tonton juga video "Kondisi Flyover Summarecon-Polresta Bekasi Malam Ini Usai Ricuh"
(mpr/ega)