Peran Kopda F di Penculikan Kacab Bank Dibuka Saat Reka Ulang

Peran Kopda F di Penculikan Kacab Bank Dibuka Saat Reka Ulang

Rizky Adha Mahendra - detikNews
Selasa, 18 Nov 2025 07:57 WIB
Kopda F, berbaju tahanan warna kuning, menyerahkan uang kepada eksekutor penculik untuk membeli lakban di adegan rekonstruksi.
Kopda F, berbaju tahanan warna kuning, menyerahkan uang kepada eksekutor penculik untuk membeli lakban di adegan rekonstruksi. (Rizky AM/detikcom)
Jakarta -

Rekonstruksi penculikan sekaligus pembunuhan kepala cabang (kacab) bank di Jakarta, Ilham Pradipta (37) digelar. Peran salah satu tersangka, oknum TNI Kopda F di kasus ini pun terungkap.

Seperti diketahui, Ilham Pradipta diculik usai meeting di pusat perbelanjaan di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada 20 Agustus 2025. Ilham lalu ditemukan tewas di semak-semak di Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (21/8) lalu dengan kondisi wajah, kaki, dan tangan terikat lakban hitam.

Penculikan Ilham ini diawali dari niat jahat tersangka Ken alias C yang mencuri dana dalam rekening dormant atau rekening nganggur. Namun Ken membutuhkan persetujuan atau otorisasi kepala cabang bank untuk bisa melakukan pencurian dana dari rekening dormant ke rekening penampungan yang telah disiapkannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Polisi mengungkap Ken mengetahui rekening dormant yang hendak dicuri dari sosok S. Namun, kata polisi, Ken masih berkelit soal siapa sebenarnya S.

"Terkait rekening dormant, hasil pemeriksaan, Saudara C alias K itu mendapatkan informasi dari temannya dengan inisial S. Ini masih kita dalami dan melakukan pengejaran, karena identitasnya belum jelas disampaikan," kata Dirkrimum Polda Metro Kombes Wira Satya Triputra, Rabu (17/9/2025).

Ken lalu melakukan pertemuan dengan pengusaha sekaligus motivator Dwi Hartono dan tersangka AAM. Dalam pertemuan, ada dua opsi yang dibahas salah satunya melakukan pemaksaan dengan ancaman kekerasan terhadap kepala cabang bank dan setelah itu korban akan dilepaskan. Sementara itu, opsi kedua ialah melakukan pemaksaan dan kekerasan dan berujung membunuh korban.

Singkat cerita dipilih opsi pertama untuk menculik korban dengan melibatkan para tersangka lain mulai dari tim pengintai hingga penculik. Nama Ilham Pradipta pun dipilih secara acak berdasarkan kartu nama yang mereka miliki.

Saat ini, ada 15 orang tersangka yang ditangkap dan diproses hukum oleh Polda Metro Jaya. Polisi juga masih memburu satu pelaku lainnya berinisial EG. Selain itu, ada dua orang prajurit Kopassus berinisial Kopda FH dan Serka N yang diduga terlibat dan sudah diproses hukum oleh Pomdam Jaya.

Para tersangka sudah ditahan dan dijerat dengan Pasal 328 KUHP tentang Penculikan dan/atau Pasal 333 KUHP tentang tindakan merampas kemerdekaan seseorang.

Rekonstruksi di Gelar

Polda Metro Jaya pun menggelar rekonstruksi kasus ini. Reka ulang digelar di depan kantor Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

"Betul rekonstruksi perkara pembunuhan kepala cabang bank oleh Subdit Jatanras Dit Reskrimum Polda Metro Jaya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto, Senin (17/11/2025).

Pantauan detikcom di lokasi, terlihat 17 tersangka dihadirkan dalam rekonstruksi itu. Penyidik kepolisian memandu jalannya rekonstruksi.

Rekonstruksi tersebut juga dihadiri oleh jaksa, TNI, dan sejumlah instansi yang terlibat. Hingga saat ini, rekonstruksi masih berjalan di mana adegan ke-19, yaitu para tersangka sedang berkumpul dilakukan.

Kopda F Beri Uang ke Eksekutor

Dalam reka ulang tersebut, terungkap Kopda F memberi sejumlah uang kepada eksekutor penculik sebelum penculikan dilakukan.

"Adegan 21, Heras dan kawan-kawan sampai di warkop. Dijelaskan pada intinya kegiatan yang telah disepakati membawa secara paksa Kacab hari ini," kata polisi membacakan reka ulang adegan.

Kopda F atau Feri memberikan uang Rp 350 kepada para eksekutor. Uang tersebut digunakan eksekutor untuk membeli peralatan dan rokok. Diketahui, lakban tersebut digunakan untuk mengikat korban.

"Feri memberikan uang Rp 350 ribu kepada Reviando untuk membeli peralatan lakban, handuk kecil, dan beberapa bungkus rokok," ungkapnya.

Pelaku Siapkan Lakban

Adegan memberikan sejumlah uang itu kemudian diperagakan oleh para tersangka. Yang menerima uang dari Feri adalah tersangka bernama Refi.

"Adegan selanjutnya Refi melakukan pembelian berupa handuk masker dan lakban warna hitam," tuturnya.

Setelah pertemuan di warkop atau warung kopi selesai, para tersangka pergi menuju salah satu pusat perbelanjaan. Mereka menggunakan mobil yang terpisah.

"Selanjutnya setelah persiapan warkop selesai, Heras, Andre, Ronald, Berto dan Refi memasuki mobil Avanza putih. Sedangkan Feri menggunakan mobil Calya bersama dengan Franky," bebernya.

Korban Diculik

Ilham Pradipta diculik di parkiran pusat perbelanjaan di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (20/8). Diketahui saat itu para pelaku yang bertugas sebagai penculik mengerahkan 2 unit mobil ke mal di mana korban saat itu berada.

"Dalam perjalanan menuju pusat perbelanjaan, Avanza putih berhenti dan (tersangka) Heras menutup pelat menggunakan lakban untuk menutupi 2 angka pelat kendaraan," ujar polisi.

Setelah memasangkan lakban pada pelat kendaraan, mobil Avanza tersebut langsung meluncur ke pusat perbelanjaan di Pasar Rebo untuk membunuh korban.

"Adegan 26 posisi keberangkatan 2 mobil menuju pusat perbelanjaan. Posisi mobilnya depan Pak Feri (Kopda F) belakang Pak Heras," ujar polisi tersebut.

Tersangka Lain Menyusul

Pada adegan selanjutnya, menyusul tersangka lain dengan menggunakan mobil memasuki parkiran mal.

"Adegan 27 di mana Emanuel Berto melakukan tap memasuki parkir pusat perbelanjaan," imbuhnya.

Selanjutnya, mobil Suzuki Ertiga milik korban masuk ke area parkir pusat perbelanjaan. Mobil Avanza putih milik ekseskutor diparkir di belakang mobil Ertiga milik korban.

"Adegan 29 mobil Avanza parkir di sebelah kanan mobil korban. Tampak korban datang di parkiran. Korban datang ke mobilnya yang terparkir di pusat perbelanjaan," jelasnya.

Korban Diculik, Mata dan Mulut Dilakban

Saat korban menuju ke parkir mobil, Tersangka Erasmus yang mendapatkan informasi korban datang, langsung mengambil posisi. Erasmus dan Andre langsung menarik korban dan membawa ke dalam mobil miliknya.

"Posisi mobil Feri di belakang mobil korban. Erasmus sama Andre keluar dan memaksa korban masuk ke mobilnya, langsung eksekusi. Refiando menarik kerah leher korban," katanya.

Setelah menculik korban, para tersangka kemudian melakban mata dan mulut korban. Di dalam mobil korban dipegangi oleh tersangka Andre.

"(Di mobil) Andre memegang tubuh kirinya (korban), Erasmus melakban mata dan mulut," tuturnya.

Kopda F Beri Uang Rp 45 Juta

Kopda F memberikan uang Rp 45 juta di mobil Calya yang dikendarainya bersama Serka Franky alias Pace.

"Feri menyerahkan uang Rp 45 juta ke Eras Musuwalo sebagai imbalan melakukan pekerjaan penculikan terhadap korban," kata penyidik membacakan reka adegan.

Eras Musuwalo menerima uang dari bangku tengah mobil. Sementara Kopda F memberikan uang kepada Eras Musuwalo dari bangku pengemudi.

Setelah menerima uang tersebut, Eras Musuwalo menemui keempat rekannya yang semula berada di mobil Avanza. Kemudian, mereka membagi uang Rp 45 juta tersebut.

Sebelum menerima uang tersebut, Eras Musuwalo dan rekan-rekannya menculik korban ke mobil Avanza. Mereka kemudian bertemu dengan Serka Mochamad Nasir, Umri, dan Joko yang mengendarai Fortuner.

Saat itu, korban dipindahkan dari mobil Avanza menuju mobil Fortuner. Saat dipindahkan, korban sempat melawan dengan menggigit tangan tersangka.

"Joko menjaga korban dari sebelah kiri. Eras nutup pintu Fortuner, masuk mobil Avanza. Ronal menyerahkan sebuah tas berisi kunci mobil, handphone milik korban, dan handuk," bebernya.

Saksikan Live DetikPagi:

Lihat Video 'Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Kacab Bank, 57 Adegan Diperagakan':

Halaman 2 dari 6
(rdp/rdp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads