Di tengah riuh kehidupan kota, Tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat Jakarta. Berdasarkan data Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, dalam lima tahun terakhir, kasus TBC di DKI Jakarta menunjukkan angka yang fluktuatif dan perlu diwaspadai penyebarannya.
Pada 2022 tercatat 45.861 kasus dan pada 2023 mencapai 60.420 kasus. Meskipun ada penurunan pada 2024 dengan 66.072 kasus, hingga 8 November 2025, jumlah kasus yang ditemukan mencapai 49.029.
Dalam menekan kasus TBC, Pemprov DKI Jakarta menggencarkan berbagai gerakan, antara lain TOSS (Temukan, Obati, Sampai Sembuh) TBC dan Kampung Siaga TBC. Melalui gerakan ini, diharapkan masyarakat semakin sadar, berani memeriksakan diri, dan menjalani pengobatan hingga tuntas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, juga telah membahas penanganan TBC melalui kampanye TOSS ini saat melakukan audiensi bersama Wakil Menteri Kesehatan RI, Benjamin Paulus Octavianus, di Balai Kota Jakarta, pada Kamis (13/11) lalu.
"Program TOSS yang kemarin (9/11) diadakan di Bundaran HI adalah salah satu ide beliau. Lalu, kemarin beliau sudah turun ke lapangan bersama Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk melihat, memotret, bagaimana persoalan tentang TBC yang ada di Jakarta," ujar Pramono, dikutip dari keterangan Pemprov DKI Jakarta, pada Senin (17/11/2025).
Selain gerakan TOSS, Pemprov DKI Jakarta juga mengoptimalkan pembentukan Kampung Siaga TBC sebagai wadah pemberian edukasi, pendampingan dan dukungan bagi pasien TBC. Pramono pun menargetkan seluruh RW menjadi Kampung Siaga TBC.
"Kami menargetkan pada 2030, seluruh RW di Jakarta menjadi Kampung Siaga TBC yang aktif dan berkomitmen untuk menuntaskan TBC. Hingga saat ini, telah terbentuk 563 Kampung Siaga TBC berbasis RW di seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta. Dari sisi pelayanan, penanganannya telah dikembangkan di 832 fasilitas kesehatan, yang mencakup 330 puskesmas, 118 rumah sakit swasta, 53 rumah sakit pemerintah, 265 klinik swasta, 46 klinik pemerintah, dan 20 tempat praktik mandiri dokter," tegas Pramono.
90 Persen Penderita TBC Jalani Pengobatan
Hingga 8 November 2025, Pemprov DKI Jakarta mencatat dari total 49.029 kasus tuberkulosis (TBC), sebanyak 44.331 kasus atau sekitar 90 persen di antaranya sudah memulai pengobatan. Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno, pun menekankan pentingnya pengobatan bagi pasien TBC.
"TBC bisa disembuhkan, dan banyak teman-teman penyintas yang dahulu menghadapi stigma, dijauhi, bahkan kehilangan pekerjaan. Padahal, jika kita mau berobat dan tidak berhenti di tengah jalan, TBC bisa sembuh. Teman-teman yang sedang berobat butuh semangat. Kalau kita saling dukung, mereka bisa lebih cepat sembuh," ungkap Wagub Rano, dikutip dari keterangan Pemprov DKI Jakarta.
Ia juga mengajak seluruh warga mendukung upaya ini, sehingga tidak ada lagi kasus TBC yang tidak terdeteksi atau tidak tertangani dengan baik. Apalagi, saat ini, TBC masih dianggap tabu di tengah masyarakat.
"Di Kampung RW Siaga TBC, warga sudah terlibat aktif, peduli, dan saling bantu untuk mendukung keberhasilan pengobatan pasien TBC. Ini adalah praktek baik yang perlu ditularkan di seluruh Jakarta," tambahnya.
"Pemprov DKI terus memperkuat gerakan Kampung Siaga TBC sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam menemukan dan mendampingi pasien TBC hingga sembuh. Jadi, mari kita wujudkan Jakarta Bebas TBC dimulai dari kampung untuk seluruh warga," ajak Wagub Rano.
Kampung Siaga Jelambar Baru Sukses Tangani Pasien TBC
Salah satu Kampung Siaga TBC yang berhasil menangani warga penderita TBC adalah Kampung Siaga TBC RW 09, Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Tercatat, ada 13 warga penderita TBC di pemukiman padat penduduk ini yang sekarang sudah dinyatakan sembuh.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, pun mengapresiasi kinerja kader Kampung Siaga TBC RW 09 Kelurahan Jelambar Baru, yang optimal melakukan pendampingan psikososial dan melakukan pengobatan kepada 13 warga penderita TBC hingga sembuh.
"Harapan kami, praktik baik ini dapat direplikasi semua RW di Jakarta," ucap Ani.
Ani pun mendorong warga untuk saling bekerja sama mendukung pengobatan para pasien TBC di lingkungannya. "Kita ingin setiap warga tahu bahwa TBC bukan aib, tapi penyakit yang bisa disembuhkan. Dengan pengobatan yang tepat dan dukungan masyarakat, Jakarta bisa jadi kota yang bebas TBC," lanjutnya.
Di samping itu, Lurah Jelambar Baru, Nia Istiani, menambahkan, dengan adanya Kampung Siaga TBC, warga kini lebih peka dan ikut berperan aktif dengan melakukan penanganan secara gotong royong.
"Kampung Siaga TBC adalah bukti bahwa kolaborasi dari semua pihak, mampu menyelamatkan nyawa dan cita-cita Eliminasi TBC dapat terwujud," tuturnya.
Sementara itu, Ketua RW 09 Kelurahan Jelambar Baru, Enny Waty Robert, menjelaskan, terdapat 27 kader Kampung Siaga dan pengurus RT yang aktif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga. Mereka juga melakukan penelusuran dan screening dengan pengambilan sampel dahak.
Adapun hasil dari uji laboratorium akan terintegrasi dengan sistem aplikasi link tree yang dikembangkan pihak kelurahan. Dengan begitu, data warga yang dinyatakan positif akan langsung ditindaklanjuti dengan penanganan oleh para kader Kampung Siaga TBC RW 09.
"Total 13 warga kami sudah dinyatakan sembuh. Tahun ini ada tujuh warga yang ditangani," tutur Enny.
Bagi warga yang teridentifikasi mengidap TBC, para kader memastikan mereka rutin mengonsumsi obat. Pihaknya juga berupaya mengadakan pemberian makanan tambahan bagi warga yang mengidap TBC.
"Edukasi dan sosialisasi dilakukan para kader dengan memanfaatkan momen kegiatan warga. Mulai dari kegiatan resmi hingga kongkow santai. Harapannya, seluruh warga dapat teredukasi dengan baik," pungkas Enny.
Simak juga Video Pramono Targetkan Seluruh RW di Jakarta Jadi Kampung Siaga TBC 2030











































