Deni Apriadi 'MUA Dea Lipa' Cerita Masa Kecil Jadi Korban Bully

Deni Apriadi 'MUA Dea Lipa' Cerita Masa Kecil Jadi Korban Bully

M Zahiruddin - detikNews
Minggu, 16 Nov 2025 15:32 WIB
Dea Lipa alias Deni Apriadi Rahman Sister Hong Lombok saat menggelar konferensi pers di Kedai Bhumi Resto, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (15/11/2025). (M. Zahiruddin/detikBali)
Dea Lipa alias Deni Apriadi Rahman (tengah) saat menggelar konferensi pers di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (15/11/2025). (M Zahiruddin/detikBali)
Jakarta -

Pria bernama Deni Apriadi Rahman atau Dea Lipa, yang merupakan seorang make up artist (MUA) di Lombok, belakangan viral dijuluki 'Sister Hong Lombok'. Deni menceritakan latar belakang kondisi keluarga hingga masa kecilnya.

Dilansir detikBali, Minggu (16/11/2025), Deni menceritakan tumbuh dalam kondisi keluarga yang tidak utuh atau broken home dan kerap menjadi korban perundungan sejak kecil. Ia menuturkan sejak kecil kedua orang tuanya bekerja sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri. Hal itu membuat Deni harus tinggal dan dibesarkan oleh neneknya.

Sister Hong Lombok viral bernama Deni berasal dari Praya Timur, Lombok Tengah, dan akrab disapa Dea Lipa. (Foto: Facebook @Diana_Arkayanti)Sister Hong Lombok viral bernama Deni berasal dari Praya Timur, Lombok Tengah, dan akrab disapa Dea Lipa. (Foto: Facebook @Diana_Arkayanti)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak kecil saya tinggal bersama nenek dari pihak ibu, karena kedua orang tua saya bekerja sebagai tenaga migran," katanya.

Sejak lahir, Deni mengidap gangguan pendengaran. Saat usianya menginjak 10 tahun, ia pernah mengalami kecelakaan sehingga membuat kondisinya kian buruk.

ADVERTISEMENT

"Sejak kecil saya hidup dengan keterbatasan pendengaran, yang semakin memburuk setelah saya mengalami kecelakaan ketika berusia sekitar 10 tahun," jelasnya.

Deni mengaku kerap menjadi sasaran perundungan atau bullying semasa sekolah. Kondisi mentalnya diperparah setelah sang nenek meninggal dunia pada saat Deni duduk di bangku kelas 6 SD.

Akibat situasi tersebut, Deni merasa tidak memiliki dukungan yang cukup untuk melanjutkan pendidikan. Ia pun hanya mampu menamatkan sekolah sampai jenjang sekolah dasar.

"Saya hanya menamatkan pendidikan sampai sekolah dasar karena pada masa itu saya mengalami perundungan dan tidak memiliki cukup dukungan untuk melanjutkan sekolah," ucapnya.

Deni kemudian belajar bertahan hidup secara mandiri hingga mempelajari keterampilan sebagai MUA secara otodidak lewat YouTube. Menurut Deni, pekerjaan sebagai penata rias yang ia lakoni bukan hanya tempat mencari penghidupan, tapi juga bentuk mengekspresikan diri.

"Melalui pekerjaan (MUA) inilah saya merasa bisa berdiri di atas kaki saya sendiri, memenuhi kebutuhan hidup, dan perlahan memperoleh rasa percaya diri," ujarnya.

Terkait foto dirinya yang tersebar mengenakan hijab, Deni tidak menampik hal tersebut. Ia mengakui memang pernah mengenakan busana yang identik dengan perempuan muslim tersebut karena hijab melambangkan kecantikan dan keanggunan.

"Saya menyadari bahwa saya memang pernah menggunakan jilbab. Bagi saya, jilbab itu simbol kecantikan, kelembutan, dan kehormatan," katanya.

Baca berita selengkapnya di sini.

Tonton juga video "Kenali Tindakan yang Mungkin Tidak Kamu Sadari Itu sebagai Bullying"

(fca/gbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads