Enam dapur makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Pandeglang berhenti beroperasi. Hal itu terjadi karena Badan Gizi Nasional (BGN) belum membayar biaya operasional.
"Enam dapur dari lima kecamatan yang berhenti sementara karena memang menunggu proses pencairan dari BGN," kata Wakil Satgas MBG Pandeglang, Doni Hermawan, Kamis (13/11/2025).
Doni menjelaskan berdasarkan aturan terbaru, dapur MBG tidak boleh menggunakan dana talangan untuk mengolah makanan. Sehingga, hal itu membuat dapur untuk sementara tidak beroperasi sebelum anggaran cair.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam aturan itu tidak boleh mempergunakan dana talangan, dulu bisa menggunakan dana talangan, tapi sekarang tidak boleh menurut pernyataan dari korwil SPPG kabupaten. Jadi kami berharap kepada BGN untuk segera mencairkan agar proses makan bergizi gratis bisa berjalan kembali," katanya.
Doni yang juga sebagai Asda I Pandeglang mengatakan saat ini tercatat ada 90 dapur yang tersebar di 35 kecamatan. Namun, menurutnya, baru 50 dapur yang beroperasi, dan hanya 1 dapur yang sudah memiliki sertifikat laik higiene sanitasi (SLHS).
"Dapur ada 90 tapi yang sudah beroperasi sekitar 50, yang termasuk bersertifikat baru satu, delapan dalam proses," katanya.
Doni melanjutkan di Pandeglang ditargetkan memiliki 130 dapur. Menurutnya, beberapa dapur akan berada di wilayah terpencil Pandeglang agar semua anak bisa merasakan program ini.
"Target di Pandeglang sesuai dengan arahan itu sekitar 130 berarti ada sekitar 40 lagi yang masih belum ada titik koordinat," pungkasnya.
Mitra BGN dari Dapur Umi Kaisar sudah berhenti beroperasi selama 3 hari. Hal itu karena belum menerima uang operasional.
"Tinggal nunggu dana cair sajah, nggak perlu laporan karena pasti akan cair semua aman," kata Umi.
Lihat juga Video: BGN Tutup 112 Dapur MBG yang Tak Sesuai Prosedur











































