Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang menggelar Tsunami Drill 2025, yakni simulasi gempa bumi yang berpotensi tsunami akibat aktivitas megathrust Mentawai. Kegiatan ini diikuti masyarakat dari 8 kecamatan dan 55 kelurahan yang tergolong rawan bencana.
Wali Kota Padang Fadly Amran menyampaikan bahwa acara yang digelar pukul 10.00-11.00 WIB ini melibatkan unsur pemerintahan, BUMN/BUMD, pelajar, dan ribuan warga.
"Berdasarkan pantauan kami, kegiatan ini sangat ramai. Di seluruh Kota Padang, mulai dari Bungus Teluk Kabung hingga Pasar Raya, Sawahan, dan Koto Tangah, pelaksanaannya berjalan baik dan sukses, meski diguyur hujan. Kita menargetkan Padang Tsunami Drill 2025 ini menjadi yang terbesar di Indonesia," ujar Fadly dalam keterangan tertulis, Rabu, (5/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Fadly menegaskan masyarakat harus tahu arah tujuan saat terjadi gempa. Sehingga, latihan ini penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi tsunami.
"Seluruh titik kumpul telah tersosialisasikan dengan baik. Kami telah membagikan 55 denah lokasi evakuasi di kelurahan rawan tsunami. Selain shelter pemerintah, masjid, sekolah, dan kantor pemerintahan tahan gempa juga bisa dijadikan tempat evakuasi sementara," jelasnya.
Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang, Suaidi Ahadi menjelaskan jika sumber tsunami berasal dari zona megathrust, maka wilayah pesisir Sumatera Barat memiliki golden time 20-30 menit, sedangkan masyarakat di Kepulauan Mentawai hanya sekitar 10 menit.
"Latihan ini penting untuk melatih kesiapsiagaan dan kecepatan respon masyarakat, baik dalam mengenali gejala alam, memahami sistem peringatan dini, maupun melakukan evakuasi mandiri," ujarnya.
Ia menambahkan dalam simulasi ini digunakan pemodelan gempa Nias Selatan. Berdasarkan skenario tersebut, ketinggian tsunami yang mencapai pesisir Kota Padang diperkirakan maksimal 5 meter dengan gelombang sisa yang menjalar ke wilayah tengah kota sekitar 20 sentimeter.
"Dipilihnya Hotel Santika ini karena dalam skenario gempa Nias Selatan, tinggi tsunami di Kota Padang hanya sekitar 5 meter, sehingga lokasi ini masih aman. Namun jika kejadian sebenarnya terjadi, BMKG akan membuat skenario sesuai kondisi aktual," tambah Suaidi.
Turut hadir memantau Padang Tsunami Drill 2025, Kapolda Sumbar Gatot Tri Suryanta, Wakil Komandan Daerah TNI Angkatan Laut (Wadankodaeral) II Laksamana Pertama TNI Mulyadi, perwakilan BNPB, unsur Forkopimda Sumbar dan Kota Padang serta unsur organisasi dan komunitas kebencanaan lainnya.
(akd/ega)










































