Proyek Sulap Sampah Jadi Listrik Jadi Strategi Perkuat Ketahanan Energi

Proyek Sulap Sampah Jadi Listrik Jadi Strategi Perkuat Ketahanan Energi

Jabbar Ramdhani - detikNews
Selasa, 28 Okt 2025 18:27 WIB
Pekerja membawa keranjang sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi Jawa Barat, Rabu (15/10/2025). Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2025 tentang penanganan sampah perkotaan melalui pengolahan sampah menjadi energi terbarukan berbasis teknologi ramah lingkungan untuk mengatasi timbunan sampah hingga puluhan juta ton per tahun. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Pekerja membawa keranjang sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi (Foto: ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)
Jakarta -

Pemerintah menargetkan 34 proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik (waste to energy/WTE) dalam dua tahun ke depan. Program ini menjadi bagian dari strategi nasional memperkuat ketahanan energi sekaligus menuntaskan persoalan sampah.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, mengatakan program waste to energy merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam menanggulangi persoalan sampah sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional.

"Mengolah sampah menjadi energi bukan hanya menjawab krisis lingkungan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi ketahanan energi Indonesia, baik untuk industri nasional maupun kebutuhan rumah tangga," ujar Yuliot, dikutip, Selasa (28/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaksanaan program waste to energy ini akan disinergikan oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, mengatakan program Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) menjadi komitmen pemerintah untuk lingkungan yang lebih hijau.

ADVERTISEMENT

"Waste to energy merupakan bagian dari komitmen Danantara dalam mewujudkan ekonomi sirkular dan transisi energi hijau di Indonesia," ujar Rosan.

"Kami ingin menghadirkan solusi energi bersih yang berbasis inovasi, agar sampah tidak lagi menjadi beban, melainkan sumber daya," tambahnya.

Dia menambahkan, proyek PSEL tidak hanya mengolah sampah baru, tetapi juga tumpukan lama yang ada di TPA, menggunakan teknologi insinerasi modern berstandar internasional.

"Bersama pemerintah dan masyarakat, kita mendorong pengolahan sampah menjadi energi sebagai solusi inovatif untuk mengatasi krisis sampah, sekaligus menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang," katanya.

Sebagai dasar hukum, Presiden Prabowo Subianto telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan melalui Pengolahan Sampah Menjadi Energi Terbarukan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan. Perpres ini menjadi landasan percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di berbagai wilayah.

Pada tahap awal, proyek PSEL akan dikembangkan di Tangerang Raya, Bekasi Raya, Yogyakarta, Semarang, Denpasar, dan Medan> Ditargetkan tiap PLTSa mengolah minimal 1.000 ton sampah per hari.

Data Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menunjukkan, timbunan sampah di Indonesia telah mencapai lebih dari 50 juta ton per tahun. Sementara total akumulasi di tempat pembuangan akhir (TPA) diperkirakan mencapai 1,6 miliar ton. Lebih dari 60 persen sampah belum terkelola dengan baik sehingga menimbulkan persoalan sosial, kesehatan, lingkungan, termasuk peningkatan emisi gas metana yang 28 kali lebih berbahaya dari karbon dioksida.

(jbr/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads