Najelaa Shihab Diklaim Masuk Grup 'Mas Menteri Core Team', Kejagung: Versi Dia

Najelaa Shihab Diklaim Masuk Grup 'Mas Menteri Core Team', Kejagung: Versi Dia

Rumondang Naibaho - detikNews
Selasa, 28 Okt 2025 19:56 WIB
najelaa shihab
Najelaa Shihab (Foto: dok. Instagram @najelaashihab)
Jakarta -

Dari perkara dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook terungkap adanya grup WhatsApp (WA) yang namanya 'Mas Menteri Core Team' yang disebut-sebut terdapat pendiri Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK), Najelaa Shihab di dalamnya. Kapuspenkum Kejagung, Anang Supriatna menyebut tidak ada Najelaa dalam grup WA tersebut.

"(Najelaa) Nggak ada di grup," ujar Anang di komplek Kejagung, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditanya apakah penyidik telah memeriksa Najelaa, Anang mengatakan belum. "Sampai saat ini belum ada pemanggilan terhadap Najeela Shihab dan saya konfirmasi bahwa terkait di grup itu nggak ada," tutur Anang.

"Ya saya nggak tahu, yang jelas tidak terkait grup Mas Menteri gitu nggak ada," lanjut dia.

ADVERTISEMENT

Pengacara Nadiem, Tabrani Abby menyebut Najelaa Shihab masuk dalam grup WhatsApp bersama kliennya sebagai ahli pendidikan. Anang mempersilakan Abby bicara versinya sendiri.

"Ya silahkan, itu kan versinya dia, nanti kita pasti penuntut umum yang lebih tahu yang punya kepentingan dalam pembuktian, silakan saja penasehat hukum mau bicara apa," kata Anang.

"Tapi kan nanti yang menentukan bukan opini, bukan pendapat di luar pengadilan, yang menentukan seorang bersalah atau tidaknya adalah fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan," lanjut dia.

Dilansir dari Antara, pengacara Nadiem, Tabrani Abby menyebut Najelaa Shihab masuk dalam grup WhatsApp bersama kliennya sebagai ahli pendidikan. Adapun grup WhatsApp tersebut bernama 'Edu Org' yang kemudian berganti nama menjadi 'Mas Menteri Core Team', dan 'Education Council' yang beranggotakan Nadiem Makarim, ahli pendidikan, ahli IT, dan staf khusus Nadiem, yakni Jurist Tan dan Fiona Handayani.

"Di situ ada Jurist Tan, ada Fiona, ada Najelaa, dan lain-lain yang sebenarnya membahas hal yang sama," kata Abby, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (27/10).

Abby mengatakan, grup tersebut dibuat untuk mendiskusikan gagasan tentang penggunaan teknologi di bidang pendidikan dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan pengadaan Chromebook.

Dia menyebut, peran Najelaa di dalam grup tersebut adalah memberikan gagasan atau masukan kepada Kemendikbudristek.

"Jadi, beliau sudah banyak juga membantu Kementerian Pendidikan untuk memberikan gagasan terkait dengan pendidikan di Indonesia, seperti itu," ujarnya.

Secara terpisah, Najelaa Shihab yang juga merupakan pendiri Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK), membenarkan bahwa dirinya masuk dalam grup WhatsApp bersama Nadiem Makarim.

"Saya bersama total puluhan orang lainnya, ada di beberapa grup WhatsApp bersama Nadiem Makarim maupun mitra-mitra pendidikan independen dan eksternal, serta pejabat-pejabat kementerian selain Nadiem Makarim," ucapnya.

Najelaa menyebut tujuan dirinya bergabung dalam grup tersebut untuk membahas saran maupun usulan rekomendasi dan kajian kebijakan pendidikan sesuai peran PSPK dalam mendukung kementerian, antara lain soal pengembangan kurikulum dan penerimaan peserta didik baru.

Kendati demikian, dia membantah ikut membahas, baik secara langsung maupun dalam grup WhatsApp, tentang persiapan atau perencanaan pengadaan Chromebook dan peralatan IT di Kemendikbudristek.

"Karena program ini bukan lah merupakan bagian dari lingkup pekerjaan PSPK, yaitu substansi kebijakan pendidikan, bukan sarana dan prasarana," ujarnya.

Simak juga Video 'Nadiem Usai Diperiksa Kejagung 10 Jam: Kebenaran Akan Terungkap':

Halaman 4 dari 3
(ond/isa)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads