Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengungkapkan apa saja program yang sudah berjalan di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam satu tahun kabinet Presiden Prabowo Subianto. Trenggono mengatakan saat ini pihaknya sedang menggenjot swasembada protein dari sisi kelautan hingga pembangunan kampung nelayan merah putih.
"Satu tahun pertama saya diangkat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan tentu tinggal melanjutkan, kita link langsung dengan Asta Cita Pak Prabowo," ujar Trenggono dalam wawancara Jejak Pradana yang tayang di detikcom, Selasa (28/10/2025).
Trenggono mengatakan, setelah ditunjuk Prabowo sebagai menteri, dia membuat modeling dan disampaikan langsung kepada Prabowo. Dia mengatakan Prabowo langsung memfokuskan KKP untuk membantu swasembada pangan di bidang protein.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang menarik adalah ketika saya membuat modeling-modeling, yang saya sampaikan kepada Pak Presiden Prabowo, beliau secara langsung, dan kebetulan di KKP khususnya kita yang tangani protein itu menjadi bagian dari swasembada pangan, jadi beliau fokusnya swasembada pangan menjadi suatu paling utama sehingga kalau kita bicara pangan ada karbohidrat, ada lemak, lalu kemudian protein," katanya.
Menurut Trenggono, karbohidrat saat ini sudah swasembada, dari yang ditargetkan empat tahun, dalam satu tahun sudah tercapai. Kemudian, lemak, menurutnya, Indonesia sangat kuat dan sekarang pemerintah sudah mampu merebut kembali yang ilegal, kebun sawit ilegal, sudah 4 juta hektare, bahkan akan menuju 8 juta.
"Kalau protein hewani dan sebagainya, sekarang sedang dikembangkan Menteri Pertanian, tapi protein sektor perikanan itu kami, di perikanan ada dua, satu perikanan tangkap, satu budi daya. Nah, ini yang menjadi concern beliau untuk kemudian kita melakukan ini secara kuat," katanya.
"Jadi kita kuat di pangan menjadi concern beliau, khusus di pangan kami punya kontribusi signifikan di protein selain kepentingan dalam negeri tentu bisa digunakan ekspor dan sebagainya," imbuhnya.
Trenggono menyoroti selama ini masyarakat pesisir belum menjadi aktor utama dalam perikanan tangkap. Oleh karena itu, dia mengatakan saat ini pihaknya sedang mengupayakan bagaimana masyarakat pesisir atau nelayan menjadi aktor utama dalam perikanan tangkap.
"Ini yang kita berdayakan, jadi kami lakukan studi juga belajar dengan negara maju, itu yang perlu diperbaiki mereka yang didukung dalam hal ini pemerintah yang turun adalah sarana dan prasarana produksi mereka, karena mereka itu kan mesin produksi yang sudah turun temurun melaut, di antaranya adalah kapal tangkap yang harus kita koreksi, lalu sarana dermaga harus kita perbaiki, lalu kita sediakan pabrik es-nya yang hari-hari digunakan mereka, lalu ada SPBU/SPBN yang khusus nelayan harus disediakan di situ," jelasnya.
Trenggono mengatakan KKP sudah membuat Kampung Nelayan Merah Putih. Model kampung nelayan tersebut dia bangun di Biak, Papua. Menurutnya, kampung nelayan ini efektif meningkatkan produktivitas masyarakat pesisir.
"Ada satu model yang saya buat di Biak, dan itu ternyata mampu meningkatkan produktivitas itu 100 persen, saya sendiri bingung kalau naik kan mungkin cuma 20, 30 persen, ini 100 persen," katanya.
Trenggono menjelaskan para nelayan mendapatkan kenaikan pendapatan. Dia mengatakan sudah melaporkan model kampung nelayan ini ke Prabowo, menurutnya Prabowo senang dengan project kampung nelayan ini.
"Kenaikan dari pendapatan mereka, jadi produktivitas dalam satu tahun kita evaluasi, dari tadinya pendapatannya berapa mereka ini, paling penting pendapatan, karena kalau pendapatan pertumbuhan, kalau produktivitas naik, maka saya yakini pertumbuhan akan tumbuh, multiplayernya berkembang, terjadi," ucapnya.
Dia mengatakan Prabowo bahkan meminta kampung nelayan seperti di Biak ini diperbanyak di seluruh Indonesia.
"Model ini saya sampaikan kepada Pak Presiden, beliau langsung bilang 'kamu bikin dulu 100', ini udah pertengahan 2025 sebenarnya waktu saya sampaikan, beliau langsung minta dalam 5 atau 6 bulan kamu bikin 100," katanya.
Menurut Trenggono, banyak dinamika ketika dia mengajukan anggaran untuk kampung nelayan ini. Meski begitu, dia memastikan akan terus mengejar target pembangunan kampung nelayan sesuai arahan Prabowo.
"Begitu beliau instruksikan kita proses, ya pada waktu lalu kita proses lewat Kemenkeu, untuk dapat penganggaran itu waktu dua bulan lebih dan nggak bisa lengkap 100, banyak dinamikanya, cuma 65 turun, saya bilang 'Pak waktu tinggal 3 bulan tapi saya kejar 65 titik' kita bisa selesaikan. (Prabowo) 'jalankan tapi sisanya 35 tetap jalankan nanti minta mundur waktunya kepada Kemenkeu'," kata Trenggono sambil menirukan dialog dengan Prabowo saat itu.
Dan saat ini, katanya, 65 kampung nelayan itu sedang dalam proses pembangunan. Dia juga mengatakan Prabowo memberi target dalam empat tahun ke depan ada 4.000 kampung nelayan yang dibangun di seluruh Indonesia.
"Ya sudah, sekarang sedang dalam proses pembangunan, dan beliau dengan 65 atau 100 ini selesai, itu beliau minta akhir 2029 itu 1.000 1.000 jadi 4.0000. Jadi desa nelayan itu total ada 12 ribu, seluruh Indonesia, jadi kurang lebih sekitar 3,5 juta nelayan yang benar-benar hidupnya di situ," pungkasnya.
Jejak Pradana adalah potret dedikasi setahun pertama untuk negeri. Talk show inspiratif ini akan menghadirkan pemangku kepentingan dari pemerintah maupun swasta yang berdedikasi memajukan negeri dalam setahun terakhir. Saksikan konten lengkapnya di detik.com/jejak-pradana
(zap/imk)











































