Mikroplastik Cemari Air Hujan Jakarta, Menkes Imbau Warga Pakai Masker

Mikroplastik Cemari Air Hujan Jakarta, Menkes Imbau Warga Pakai Masker

Brigitta Belia Permata Sari - detikNews
Selasa, 28 Okt 2025 11:15 WIB
Polusi udara di Jakarta kian mengkhawatirkan. Hal ini membuat pemerintah mengusulkan penggunaan masker untuk pencegahan dampak buruk bagi kesehatan.
Ilustrasi warga Jakarta memakai masker. (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta -

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengimbau warga Jakarta agar tidak beraktivitas di luar ruangan setelah hujan, menyusul temuan mikroplastik. Dia juga menyarankan agar masyarakat tetap menggunakan masker sebagai langkah perlindungan dasar terhadap partikel berbahaya tersebut.

Budi menjelaskan, mikroplastik yang terbawa hujan dapat masuk ke tubuh manusia melalui saluran pernapasan maupun pencernaan. Oleh karena itu, dia menilai pencegahan terbaik adalah dengan meminimalkan paparan langsung terhadap udara atau air yang sudah tercemar.

"Plastik ini kalau sudah masuk ke tubuh akan stay lama. Imbauan saya, kalau bisa, yang paling aman adalah melindungi diri pakai masker kalau jalan di luar. Tapi, kalau tidak, ya usahakan jangan jalan di luar sesudah hujan," kata Budi di gedung Kementerian Kesehatan RI, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi menambahkan, langkah jangka panjang yang paling efektif justru berada di hulu persoalan yaitu mengurangi sumber pencemaran plastik dari awal. Ia menyebutkan upaya pemerintah daerah untuk mengurangi polusi memiliki peranan penting dalam menekan dampak mikroplastik terhadap kesehatan masyarakat.

"Mungkin pencegahan lainnya ya paling bagus memang di hulunya. Artinya, memang kita mesti mengurangi sumber polusi dari mikroplastik ini dan ini memang peranan Pak Gub penting sekali. Pak Gubernurnya berperan banyak, polusinya berkurang," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan pihaknya segera menindaklanjuti temuan soal mikroplastik yang disampaikan peneliti BRIN dan Dinas Lingkungan Hidup DKI. Dia memastikan pemerintah daerah mempercepat pengelolaan sampah dan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) sebagai solusi jangka panjang.

"Kami segera untuk hal yang berkaitan dengan plastik, terus terang untuk PLTSA dan sebagainya akan segera kita realisasikan. Tetapi saya setuju bahwa memang untuk pencegahan di awal, masyarakat harus prepare untuk menggunakan masker," kaata Pramono.

Diketahui, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa air hujan di Jakarta mengandung partikel mikroplastik berbahaya yang berasal dari aktivitas manusia di perkotaan. fenomena ini terjadi karena siklus plastik kini telah menjangkau atmosfer.

Mikroplastik dapat terangkat ke udara melalui debu jalanan, asap pembakaran, dan aktivitas industri, kemudian terbawa angin dan turun kembali bersama hujan. Proses ini dikenal dengan istilah atmospheric microplastic deposition.

Namun risiko lain muncul ketika mikroplastik yang telah mengendap tersebut mengering dan terbawa kembali oleh angin. Dalam kondisi ini, partikel mikroplastik dapat melayang di udara permukaan dan terhirup melalui saluran pernapasan hingga masuk ke paru-paru.

"Semua orang berisiko apabila terhirup mikroplastik pada saluran napas dan paru. Tentunya orang dengan kondisi tertentu memiliki risiko lebih tinggi, seperti orang tua, orang dengan komorbid penyakit paru seperti asma, PPOK, atau dengan komorbid lain seperti jantung, diabetes," ucapnya saat dihubungi detikcom, Kamis (23/10).

Simak juga Video: BRIN Bicara Dampak Mikroplastik di Air Hujan

(bel/idn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads