Daftar Fenomena Astronomi di November 2025 dan Jadwalnya

Daftar Fenomena Astronomi di November 2025 dan Jadwalnya

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Minggu, 26 Okt 2025 17:38 WIB
First place in the 2021 IAU OAE Astrophotography Contest, category Meteor showers: Geminid Meteor Shower from China, by Dai Jianfeng, China. A meteor shower occurs when the Earth in its orbit around the Sun, passes through a debris trail left previously by a comet on its approach around the Sun. As the Earth enters this debris (small sand grain sized), they enter the atmosphere at high speeds and on parallel trajectories, burning completely leaving beautiful tracks (streaks) in the sky. These streaks can appear and disappear in the blink of an eye, or last much longer. On rare occasions the debris originates from asteroids, as in the case of the Geminid meteor shower, shown in this image, picturing many streaks of debris captured in the sky of China in 2017. Due to relative motions and perspective, the shower appears to come from one single point, known as the radiant point, beautifully pictured in this image. This is similar to driving in a car on a rainy day without any wind, looking out the front window it seems that the rain is coming directly towards the window, when in fact the rain is falling vertically downwards. Link:  See image in Zenodo
Ilustrasi fenomena langit (Foto: Dai Jianfeng/IAU OAE/Jeff Dai/Wikimedia Commons/CC BY 4.0)
Jakarta -

Bulan November 2025 akan diwarnai oleh beragam fenomena langit yang menarik untuk disaksikan. Mulai dari purnama supermoon hingga hujan meteor, sejumlah peristiwa astronomi akan menghiasi malam langit di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Bagi para penggemar astronomi maupun masyarakat umum, bulan ini menjadi waktu yang tepat untuk menikmati keindahan langit malam. Sejumlah fenomena ini juga dapat disaksikan langsung dengan mata telanjang maupun alat bantu agar lebih maksimal.

Mengutip dari situs astronomi In The Sky, berikut daftar fenomena astronomi yang akan terjadi sepanjang November 2025 beserta jadwal dan penjelasan ringkasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Purnama Beaver Supermoon: 5 November 2025

Fenomena pertama yang akan terjadi pada bulan ini adalah fase Bulan Purnama atau Beaver Moon yang termasuk rangkaian Supermoon tahun ini, yakni pada 5 November 2025. Bulan akan mencapai fase purnama bersamaan dengan posisinya yang lebih dekat ke Bumi atau disebut perigee.

Supermoon membuat ukuran Bulan tampak sedikit lebih besar dan cahayanya lebih terang dibanding purnama biasa. Nama Beaver Moon sendiri berasal dari tradisi penduduk asli Amerika yang menandai waktu pemasangan perangkap berang-berang sebelum musim dingin tiba.

ADVERTISEMENT

Jupiter Mulai 'Pergerakan Mundur': 11 November 2025

Selanjutnya, planet Jupiter akan mulai mengalami pergerakan retrograde atau tampak bergerak mundur di langit pada 11 November 2025. Fenomena ini hanyalah ilusi optik yang terjadi ketika Bumi melampaui Jupiter dalam orbitnya mengelilingi Matahari.

Selama periode ini, posisi Jupiter di langit malam tampak bergeser ke arah barat dari hari ke hari. Pergerakan retrograde ini dapat menjadi momen menarik bagi pengamat langit untuk memperhatikan perubahan posisi planet raksasa tersebut dengan teleskop sederhana.

Hujan Meteor Taurid Utara: 12 November 2025

Fenomena berikutnya adalah hujan meteor Taurid Utara yang mencapai puncaknya pada 12 November 2025. Hujan meteor ini berasal dari sisa debu komet Encke yang memasuki atmosfer Bumi.

Rata-rata hanya ada beberapa meteor per jam yang terlihat, namun pancaran cahayanya dikenal sangat terang. Waktu terbaik untuk menyaksikan hujan meteor ini adalah setelah tengah malam hingga menjelang fajar, dengan arah pandang ke konstelasi Taurus di langit timur.

Hujan Meteor Leonid: 17 November 2025

Puncak hujan meteor Leonid akan terjadi pada 17 November 2025. Fenomena ini disebabkan oleh partikel debu dari komet Tempel-Tuttle yang melintasi orbit Bumi setiap tahun.

Hujan meteor Leonid dikenal karena kemungkinannya menimbulkan "badai meteor" dalam siklus tertentu, dengan jumlah meteor yang bisa mencapai ratusan per jam. Walaupun tahun 2025 diperkirakan tidak seintens itu, pengamat langit tetap berpeluang melihat puluhan meteor melintas cepat di langit yang gelap.

Hujan Meteor Alpha Monocerotid: 21 November 2025

Kemudian, hujan meteor Alpha Monocerotid akan mencapai puncak aktivitasnya pada 21 November 2025. Hujan meteor ini berasal dari konstelasi Monoceros, atau "Sang Unicorn".

Fenomena ini cukup jarang dan intensitasnya dapat berubah-ubah dari tahun ke tahun. Dalam kondisi langit cerah dan bebas polusi cahaya, pengamat dapat menyaksikan kilatan meteor yang cepat melintas di sekitar rasi bintang Orion dan Monoceros pada dini hari.

Hujan Meteor Orionid: 28 November 2025

Menjelang akhir bulan, hujan meteor Orionid akan kembali muncul pada 28 November 2025. Meteor-meteor ini berasal dari sisa debu Komet Halley yang terkenal.

Hujan meteor Orionid biasanya cukup aktif dengan kecepatan tinggi dan cahaya yang cerah. Pengamatan terbaik dapat dilakukan setelah tengah malam, dengan arah pandang ke konstelasi Orion yang terletak di langit timur.

Saturnus Mengakhiri 'Gerak Mundur': 28 November 2025

Pada hari yang sama, planet Saturnus akan mengakhiri fase retrograde-nya atau gerak mundur semu pada 28 November 2025. Sejak beberapa bulan sebelumnya Saturnus tampak bergerak berlawanan arah dengan lintasan normalnya di langit.

Akhir retrograde menandai kembalinya Saturnus ke gerak normal dari barat ke timur. Fenomena ini biasanya disertai peningkatan visibilitas cincin Saturnus bagi pengamat teleskopik, sehingga menjadi momen menarik bagi penggemar astronomi untuk mengabadikannya.

Simak juga Video: Cuaca Jadi Kendala Paling Sering Ditemui dalam Pengamatan Astronomi

(wia/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads