Fenomena langit seperti meteor, asteroid, dan komet kerap menarik perhatian ketika tampak dari Bumi. Namun, ketiganya sering kali dianggap sama, padahal memiliki perbedaan mendasar dari segi bentuk, asal, dan perilakunya di tata surya.
Memahami perbedaan antara meteor, asteroid, dan komet penting untuk mengenali fenomena astronomi yang sering terjadi di langit malam ini. Lantas, apa bedanya meteor, asteroid, dan komet?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asteroid
Dikutip dari NASA Science Solar System Exploration, asteroid merupakan benda langit berbatu yang terbentuk sejak awal pembentukan tata surya sekitar 4,6 miliar tahun lalu. Sebagian besar asteroid berukuran kecil, tetapi ada juga yang mencapai ratusan kilometer.
Asteroid sebagian besar mengorbit Matahari di wilayah bernama sabuk asteroid utama (main asteroid belt), yaitu area antara planet Mars dan Jupiter. Sabuk ini berisi jutaan bongkahan batu yang tidak pernah cukup besar untuk membentuk planet.
Menurut NASA, komposisi asteroid tersusun atas batuan dan logam seperti besi dan nikel. Beberapa di antaranya mengandung karbon dan mineral silikat, sehingga menjadi objek penting untuk penelitian mengenai material dasar pembentuk planet.
Komet
Berbeda dari asteroid, komet terdiri dari es, gas beku, dan debu yang membentuk inti padat atau nucleus. Saat komet mendekati Matahari, panas menyebabkan es menguap dan membentuk gas serta debu yang memanjang menjadi ekor bercahaya.
Merujuk penjelasan dari NASA Solar System Exploration, ekor komet selalu menjauh dari Matahari karena terdorong oleh angin surya. Panjang ekor ini bisa mencapai jutaan kilometer dan dapat terlihat dari Bumi ketika posisi komet cukup dekat.
Komet berasal dari wilayah terluar tata surya, seperti Sabuk Kuiper (Kuiper Belt) dan Awan Oort (Oort Cloud). Keduanya merupakan tempat penyimpanan sisa material pembentuk tata surya yang belum berubah sejak masa awal terbentuknya.
Meteor
Sementara meteor, bukanlah benda langit yang berada permanen di ruang angkasa, melainkan fenomena yang terjadi saat partikel kecil dari luar angkasa masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar karena gesekan udara. Benda kecil ini disebut meteoroid saat masih berada di luar atmosfer.
Menurut NASA Science Solar System, ketika meteoroid terbakar dan menimbulkan kilatan cahaya, barulah disebut meteor. Jika ada sebagian material yang berhasil mencapai permukaan Bumi, sisa itu dinamakan meteorit. Fenomena ini sering terjadi dalam bentuk hujan meteor, yaitu ketika banyak meteoroid memasuki atmosfer secara bersamaan.
Ukuran meteoroid umumnya sangat kecil, mulai dari seukuran butiran pasir hingga bongkahan batu beberapa meter. Meski kecil, kecepatannya yang tinggi, bisa mencapai puluhan kilometer per detik, ini juga yang membuatnya tampak seperti cahaya yang melesat cepat di langit malam.
Dengan demikian, asteroid, komet, dan meteor sesungguhnya saling berkaitan satu sama lain. Namun, ketiganya merupakan fenomena langit yang berbeda dari segi asal, komposisi, dan interaksinya dengan Matahari maupun Bumi.
Simak juga Video Apakah Meteor Jatuh Bisa Dideteksi? Ini Kata BRIN