Utusan Khusus Presiden bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Farid Ahmad, hadir dalam Kemah Kebangsaan Bersih Narkoba (Bersinar) di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur (Jaktim). Raffi hadir bersama Kepala BNN Komjen Suyudi Ario Seto.
Di hadapan 1.200 pelajar peserta kemah yang berasal dari 50 sekolah se-Jadetabek ini, Raffi menceritakan saat dirinya terjerumus ke lembah hitam penyalahgunaan narkotika. Dia mengatakan bisa menjadi korban karena ketidaktahuannya saat itu.
"Narkoba itu awalnya coba-coba. Ada yang bilang 'ah ini cobain, asik'. Saya bukan apa-apa, izin, Pak Kepala, dulu saya pernah menjadi korban. Saya dulu pernah dikasih untuk coba-coba. Sampai saya pernah ditangkap. Karena itu ketidaktahuan," ujar Raffi saat memberikan sambutan mewakili pemerintah.
Raffi menjelaskan saat itu dirinya masih berusia muda, sekitar 20 tahunan. Saat itu juga, kata dia, jenis narkotika pun sudah beragam.
Dia pun meyakini saat ini sudah jauh lebih banyak lagi jenis-jenis narkotika yang coba ditawarkan para bandar kepada calon-calon korbannya. Dia juga meyakini metode penjualan narkotika saat ini lebih beragam dari yang dulu dialaminya.
"Sekarang sosial media udah ada di mana-mana. Zaman dulu aja, bentuknya udah beda-beda. Pak Kepala, saya aja dibilang 'oh ini katanya biar kuat, biar semangat', ya kita cobain, semangat. Eh, ditangkap saya," terang Raffi.
"Jadi, sekarang, apalagi tadi dikatakan oleh Pak Kepala BNN, sekarang bentuknya sudah aneh-aneh. Udah ada yang berbentuk permen. Udah ada yang berbentuk vape. Udah ada yang berbentuk rokok. Udah ada yang berbentuk air, disebut happy water," sambungnya.
'Ditangkap, Rehabilitasi atau Mati'
Dia pun mengingatkan kepada para pelajar, biasanya tawaran yang dilakukan dengan menyebut menggunakan narkotika berarti gaul dan keren. Namun menurutnya, gaul dan keren dari para pelajar dinilai dari prestasi yang diperoleh.
"Nanti disebutnya gini biasanya, 'kamu nggak gaul'. Kalian itu bisa keren bukan karena narkoba, kalian keren itu harusnya karena prestasi, itu yang kalian harus tahu," tutur Raffi.
Dia juga menyampaikan penggunaan narkotika bisa bikin sering lupa. Bahkan, kata dia, ketika sudah menjadi candu, dapat membuat para pengguna narkotika berbuat kejahatan, salah satunya mencuri.
"Nanti kalau kalian narkoba, bener kata Pak Kepala BNN. Nanti begini, nanti lupa-lupaan. Nanti beli sekali, minjem duit ke temennya. Nanti malah nyolong. Kasihan orang tua kalian," ujar Raffi.
"Bener kata Pak Kepala BNN, nanti kalau terjadi apa-apa, narkoba itu cuma tiga ujung-ujungnya, ditangkep, rehabilitasi, atau mati. Udah nggak ada pilihan lagi," lanjutnya.
Raffi pun mengaku prihatin atas peredaran narkotika yang begitu massif saat ini, apalagi dengan beragamnya bentuk narkotika yang dijual. Dia turut meminta agar para pelajar bisa ikut membantu bila menemukan adanya pihak yang dikenal dan terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika.
(jbr/jbr)