Kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur dibuat heboh dengan aksi Subari, seorang kakek berusia 75 tahun melawan 'penjajah' trotoar dengan membentangkan ular piton. Aksi unik tapi bikin merinding itu langsung menarik perhatian warga dan viral di media sosial.
Hal ini dilalukan Kakek Subari karena resah melihat pengendara motor yang nekat mengambil jalur pejalan kaki demi menghindari kemacetan. Trotoar yang seharusnya menjadi ruang aman untuk berjalan kaki, justru berubah jadi lintasan darurat bagi kendaraan bermotor.
Karena itu ia lantas mengambil keputusan yang tak biasa. Ia membentangkan ular yang dinamainya "petir" di trotoar.
"Pejalan kaki kan susah kalau motor lewat atas. Jadi saya ada inisiatif, saya keluarin lah ular saya itu ke trotoar," kata Subari kepada 20detik, Jumat (17/10).
Kakek Subari membawa ular sanca batik sepanjang sekitar empat meter keluar dari rumahnya. Reptil berwarna cokelat keemasan itu lalu ia bentangkan di trotoar saat jalanan macet.
Cara ini ternyata efektif. Tak ada satu pun pemotor yang berani melintas. Beberapa yang terlanjur melintas di trotoar itu bahkan terlihat panik dan langsung memutar arah.
"Nggak lewat, nggak ada yang berani, lewat bawah semua. Ini juga ada yang lari, ada yang ini datang langsung turun ke bawah. Berhubung dia itu menyusahkan pejalan kaki, ya saya keluarin," ujar Subari.
Pernah Dimarahi Pemotor
Aksi Kakek Subari ini banyak didukung di media sosial. Meski begitu, ia menyebut ada saja pemotor yang memarahinya.
"Ada (pemotor marah). Paling teriak 'wah, ular apaan nih' teriak gitu. Dari jauh yang turun ke bawah (jalanan), yang takut tuh teriak," ujar Subari saat ditemui detikcom di rumahnya, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (18/10).
Bukan cuma dimarahi, dirinya mengaku juga sempat diancam akan diviralkan. Ia bilang pemotor itu ingin memviralkan karena Subari dianggap telah merenggut kebebasan hidup ular.
"Dulu ada. Dulu dikirain kayak itu mengganggu kehidupan binatang gitu. Mau diviralin dulu. Pernah dulu orang mau diviralin, mengganggu hidup binatang katanya," jelas Subari.
(eva/rfs)