Cuaca Panas Ekstrem Indonesia sampai Kapan? Ini Prediksi BMKG

Cuaca Panas Ekstrem Indonesia sampai Kapan? Ini Prediksi BMKG

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Kamis, 16 Okt 2025 13:10 WIB
Warga menggunakan payung saat cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (15/10/2025). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap fenomena cuaca panas yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia disebabkan posisi gerak semu matahari yang pada Oktober berada di selatan ekuator dengan suhu maksimal 36,7 derajat celsius, dan diprakirakan akan terjadi hingga November 2025. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Ilustrasi cuaca panas (Foto: ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin)
Jakarta -

Cuaca panas ekstrem tengah melanda sejumlah wilayah Indonesia beberapa hari terakhir. Terkait kondisi ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menyampaikan analisis penyebab hingga prakiraan waktu berlangsungnya.

Dilansir BMKG, Rabu (15/10/2025), cuaca panas dengan suhu maksimum mencapai 37,6°C yang melanda berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Sementara pada Selasa (14/10/2025), suhu panas tercatat berkisar antara 34-37°C di beberapa wilayah.

Lantas, sampai kapan cuaca panas ekstrem melanda Indonesia?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diprakirakan sampai Akhir Oktober-Awal November

Menurut laporan BMKG, kondisi cuaca panas ekstrem ini akan terus berlanjut sampai akhir bulan Oktober atau awal bulan November 2025. BMKG mengungkapkan bawah kondisi ini akan berangsur mereda seiring dengan masuknya musim hujan.

"Cuaca panas ekstrem kemungkinan akan mulai mereda akhir Oktober hingga awal November, seiring masuknya musim hujan dan peningkatan tutupan awan," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kepada wartawan, Selasa (14/10/2025).

ADVERTISEMENT

Lalu, apa penyebab cuaca panas ekstrem di Indonesia saat ini?

Faktor Posisi Gerak Semu Matahari-Angin Monsun

Terkait penyebabnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan bahwa kondisi cuaca dengan suhu panas disebabkan oleh posisi gerak semu matahari di bulan Okotber ini, Kemudian juga penguatan angin timuran atau Monsun Australia.

Dijelaskan, posisi gerak semu matahari pada bulan Oktober berada di selatan ekuator. Sementara penguatan Monsun Australia yang membawa massa udara kering dan hangat membentuk awan minim serta radiasi matahari ke permukaan bumi secara maksimal.

"Posisi ini membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan, seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua, menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga cuaca terasa lebih panas di banyak wilayah Indonesia" ujar Guswanto, Rabu (15/10/2025).

Potensi Hujan Lokal-Imbauan Menjaga Kesehatan

Selain cuaca panas yang persisten dan dominan, BMKG juga memprakirakan potensi hujan lokal akibat aktivitas konvektif masih dapat terjadi pada sore hingga malam hari, terutama di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua.

Mengingat dinamika yang terjadi, BMKG turut mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan mencukupi kebutuhan cairan dan menghindari paparan sinar matahari langsung dalam waktu lama, khususnya pada siang hari.

"Tetap waspada terhadap potensi perubahan cuaca mendadak seperti hujan disertai petir dan angin kencang pada sore atau malam hari," tambah Guswanto.

Simak juga Video 'Daftar 10 Kota Terpanas di Dunia Versi Realtime AQI':

(wia/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads