Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau BKKBN terus berupaya untuk memperkuat ketahanan keluarga di sejumlah daerah. Hal itu bertujuan untuk mencetak generasi bebas stunting.
Adapun upaya realisasinya dengan menggelar Fasilitasi Teknis Program Bangga Kencana, digelar beberapa waktu lalu. Kegiatan ini dihadiri Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene dan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji bersama lebih dari 300 peserta. Sebagian besar merupakan guru dari berbagai sekolah di Kota Manado.
Wihaji menjelaskan Presiden RI Prabowo Subianto memberi perhatian besar terhadap gizi keluarga melalui program Makanan Bergizi Gratis (MBG) bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD (3B).
Program ini sebagai langkah nyata memperkuat ketahanan gizi dan kesehatan keluarga Indonesia. Dia juga menegaskan bahwa keluarga adalah pilar utama pembangunan bangsa.
"Jika keluarga Indonesia baik, maka negara juga akan baik," kata Wihaji dalam keterangan tertulis, Minggu (12/10/2025).
Dia menjelaskan bahwa tugas kementerian yang dipimpinnya adalah memastikan pertumbuhan penduduk yang ideal serta meningkatkan kualitas keluarga Indonesia. Salah satu fokus utama adalah pencegahan stunting melalui kesiapan fisik dan mental calon orang tua, usia pernikahan yang ideal, serta pemenuhan gizi yang cukup.
"Masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), sejak bayi dalam kandungan hingga berusia dua tahun merupakan periode krusial yang harus dijaga melalui pemenuhan gizi dan tumbuh kembang anak," ungkapnya.
Wihaji juga menyoroti pentingnya interaksi dalam keluarga. Saat ini, kedekatan antara orang tua dan anak kian berkurang karena anak-anak lebih banyak beraktivitas dengan perangkat digital. Padahal komunikasi dan perhatian orang tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
"Bersyukurlah karena Tuhan telah memberi kita berkat berupa kesehatan dan anak-anak yang tumbuh baik, tidak stunting. Mari, kita saling membantu saudara-saudara kita yang kurang beruntung," jelasnya.
Keluarga Garda Terdepan Cegah Stunting
Sementara Itu, Felly Estelita Runtuwene menekankan pentingnya peran keluarga sebagai garda terdepan dalam pencegahan stunting dan pembentukan generasi unggul. Dia mengingatkan bahwa stunting bukan hanya persoalan fisik, tetapi juga menyangkut kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan.
"Kita harus memandang stunting sebagai persoalan bersama. Ini bukan sekadar soal tinggi badan, tapi tentang bagaimana anak-anak kita bisa tumbuh cerdas, sehat, dan produktif," katanya.
Felly pun mengapresiasi para guru yang hadir karena memiliki peran strategis dalam membentuk perilaku dan pemahaman generasi muda terkait gizi, kesehatan, dan kehidupan berkeluarga.
"Guru bukan hanya pendidik di sekolah, tetapi juga penggerak perubahan di masyarakat. Dengan keteladanan dan pengetahuan, para guru dapat menjadi bagian penting dalam gerakan pencegahan stunting di lingkungan sekitar," tuturnya.
Dia pun mengajak seluruh masyarakat Sulawesi Utara untuk berperan aktif mendukung program pemerintah di bidang kependudukan dan pembangunan keluarga.
"Program pencegahan stunting hanya bisa berjalan dengan baik jika ada dukungan dari semua pihak pemerintah, tenaga pendidik, tenaga kesehatan, dan seluruh masyarakat," tutup Felly.
Tonton juga video "Mendukbangga Paparkan 4 Program BKKBN Urusi Anak hingga Lansia" di sini:
Simak Video "Video: Menteri Wihaji Singgung Handphone Kini Jadi Anggota Keluarga Baru"
(anl/ega)