Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon menerima sejumlah bahan dan artefak penting yang diserahkan oleh Disporabudpar Kabupaten Nganjuk. Sebelumnya berbagai temuan sejarah dan kebudayaan ditemukan di wilayah Kabupaten Nganjuk.
Artefak tersebut meliputi fosil dan artefak temuan dari Desa Tritik, dua warangka (sarung keris), produk dupa dari pohon kemenyan putih, dua batu berlian meteorit jenis lonsdaleite, wayang timplong bergambar tokoh Dewi Sekartaji, serta bahan paparan proposal pengembangan kawasan budaya Nganjuk.
Kepala Disporabudpar Kabupaten Nganjuk, Gunawan Widagdo, menjelaskan bahwa wilayah Hutan Tritik di Nganjuk bagian utara menyimpan banyak potensi arkeologis dan geologis, termasuk fosil hewan purba seperti Stegodon, peralatan batu prasejarah, serta fosil pohon kemenyan putih yang menunjukkan adanya jejak peradaban kuno di kawasan tersebut. Selain itu, masyarakat juga menemukan batu meteorit yang memiliki kandungan logam unik dan bentuk alami menyerupai batu mulia, yang kini tengah dikaji bersama Badan Geologi Nasional.
"Kami berharap dukungan Kementerian Kebudayaan dalam memperkuat penelitian, konservasi, dan pengembangan museum daerah di Nganjuk. Temuan-temuan ini menjadi bukti bahwa wilayah kami menyimpan warisan sejarah penting yang perlu dijaga bersama," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (10/10/2025).
Untuk diketahui, kunjungan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Nganjuk, Gunawan Widagdo, bersama aktris Marcella Zalianty dan Olivia Zalianty di Museum Nasional Indonesia, Jakarta diadakan pada Kamis (9/10).
Pertemuan tersebut juga menyoroti rencana pengembangan Museum Prasejarah Desa Tritik Nganjuk sebagai pusat pengetahuan, edukasi, dan konservasi budaya lokal yang diharapkan dapat memperkaya khazanah sejarah nasional.
Selain menyerahkan artefak, Kepala Disporabudpar Kab. Nganjuk menyampaikan rencana Pemerintah Kabupaten Nganjuk untuk relokasi Museum Anjuk Ladang ke kawasan LKS Candi Lor, seiring keterbatasan lahan di lokasi saat ini yang dinilai tidak memungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut. Relokasi ini juga mempertimbangkan latar belakang sejarah kawasan Candi Lor yang relevan dengan identitas Anjuk Ladang. Museum Anjuk Ladang yang saat ini berstatus sebagai museum umum memiliki koleksi yang memadai dan berpotensi untuk ditingkatkan menjadi museum tipe A.
Selain itu, Disporabudpar Kabupaten Nganjuk juga tengah mendampingi pembangunan Museum Prasejarah di Desa Tritik, Kecamatan Rejoso, yang akan menjadi museum khusus bertema prasejarah. Proses penataan museum ini dilakukan melalui kerja sama dengan Badan Geologi untuk memastikan akurasi ilmiah dalam penyajian koleksi dan narasi. Secara keseluruhan, Kabupaten Nganjuk saat ini memiliki tiga museum, yaitu Museum Anjuk Ladang sebagai museum umum, serta Museum Dr. Sutomo dan Museum Jenderal Besar Sudirman yang berstatus sebagai museum khusus.
Fadli Zon menyambut baik inisiatif tersebut dan menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan komunitas masyarakat dalam menjaga serta mengembangkan nilai-nilai kebudayaan Indonesia.
"Saya mengapresiasi semangat masyarakat Nganjuk yang berupaya melestarikan sejarah dan kebudayaannya. Temuan-temuan ini sangat berharga, tidak hanya bagi daerah, tetapi juga bagi pemahaman kita tentang sejarah peradaban Nusantara," ujarnya.
Fadli juga menyoroti potensi ekonomi kreatif dan pendidikan dari artefak serta budaya lokal Nganjuk, seperti wayang timplong dan produk turunan kemenyan putih, yang bisa dikembangkan dalam konteks diplomasi budaya dan pariwisata berbasis warisan lokal. "Kementerian Kebudayaan akan mendukung pengembangan museum dan program edukasi yang berakar pada budaya lokal, agar nilai-nilai sejarah dapat terus hidup dan memberi manfaat bagi masyarakat," imbuhnya.
Di akhir pertemuan, Fadli turut menyampaikan rencana tindak lanjut lintas lembaga agar proses penelitian, registrasi, dan pengelolaan situs dapat berjalan sesuai kaidah ilmiah. Pertemuan diakhiri dengan penyerahan simbolis artefak dan dokumen dari tim Disporabudpar Nganjuk kepada Menteri Kebudayaan, sebagai wujud sinergi dan komitmen bersama dalam pelestarian sejarah, budaya, dan kebudayaan nasional.
Pertemuan ini dihadiri oleh Kepala Bidang Kebudayaan Disporabudpar Kab. Nganjuk, Amin Fuadi; Kepala Desa Tritik, Hartoyo; KGPH Daru Kusumo; serta aktris Marcella Zalianty, dan Olivia Zalianty. Turut mendampingi Menteri Kebudayaan, antara lain Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra; Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Kebudayaan, Ismunandar; Staf Khusus Menteri Bidang Sejarah dan Pelindungan Warisan Budaya, Basuki Teguh Yuwono; Staf Khusus Menteri Bidang Protokol dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayuda; serta Direktur Eksekutif Badan Pelestarian Cagar Budaya, Indira Esti Nurjadin.
Melalui pertemuan ini, Kementerian Kebudayaan berkomitmen untuk terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah dalam pelestarian warisan sejarah dan pengembangan ekosistem kebudayaan di seluruh Indonesia. Kementerian Kebudayaan akan menindaklanjuti hasil pertemuan ini melalui kajian teknis bersama lembaga terkait, termasuk upaya registrasi dan pelindungan artefak, pengembangan museum daerah, serta peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan warisan budaya.
Simak juga Video: Prabowo Sebut Belanda Mau Kembalikan 30.000 Artefak Sejarah RI
(prf/ega)