Bagaimana Kondisi La Nina Terkini? Simak Penjelasan BMKG

Bagaimana Kondisi La Nina Terkini? Simak Penjelasan BMKG

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Rabu, 08 Okt 2025 17:31 WIB
Awan tebal menyelimuti permukiman dan gedung bertingkat di Jakarta, Kamis (5/12/2024). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap adanya potensi cuaca ekstrem selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 yang dipicu oleh sejumlah faktor di antaranya puncak musim hujan serta fenomena La Nina yang berpotensi menyebabkan terjadinya penambahan curah hujan sebesar 20-40 persen. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/tom.
Ilustrasi cuaca (Foto: ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)
Jakarta -

Fenomena La Nina kembali menjadi perhatian memasuki periode musim hujan 2025. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis peluang munculnya La Nina di wilayah Indonesia dan pengaruhnya terhadap pola cuaca beberapa bulan ke depan.

Meski belum sepenuhnya terbentuk, BMKG mengimbau masyarakat dan sektor terkait untuk mulai mewaspadai potensi peningkatan curah hujan akibat perkembangan kondisi atmosfer dan laut yang menuju fase La Nina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi dan Peluang Terjadinya La Nina 2025

Merujuk laporan BMKG, seperti dilansir Antara, Rabu (8/10/2025), peluang terjadinya La Nina di wilayah Indonesia pada akhir 2025 mencapai 50-70 persen. Koordinator Pusat Layanan Iklim BMKG, Supari, menjelaskan bahwa potensi La Nina yang terbentuk berada pada kategori lemah.

"Meskipun demikian, potensi La Nina yang terbentuk diperkirakan hanya berada pada kategori lemah sehingga dampaknya terhadap pola iklim nasional relatif terbatas," kata Supari saat dikonfirmasi di Jakarta.

ADVERTISEMENT

Supari menambahkan, penurunan suhu muka laut di wilayah Pasifik tengah hingga timur yang menjadi penanda utama La Nina tidak akan terjadi secara signifikan. Karena itu, jika fenomena ini benar-benar terbentuk, kekuatannya diperkirakan hanya dalam skala ringan. Dengan demikian, dampak terhadap pola hujan nasional pun tidak akan sebesar pada saat La Nina sedang atau kuat.

Dampak La Nina terhadap Musim Hujan 2025

Kemudian, Supari menjelaskan bahwa pada kondisi La Nina lemah, perubahan sirkulasi atmosfer seperti penguatan angin pasat dan peningkatan konveksi di wilayah barat Pasifik memang masih mungkin terjadi, tetapi intensitasnya tidak cukup kuat untuk menimbulkan anomali curah hujan ekstrem di sebagian besar wilayah Indonesia.

"Secara umum, tidak memberikan peningkatan curah hujan yang besar di Indonesia. Pengaruhnya lebih terbatas dan bersifat lokal," ujarnya.

BMKG mencatat suhu muka laut di perairan Indonesia saat ini berada dalam kondisi hangat dan diperkirakan akan tetap bertahan. Supari menjelaskan, suhu laut yang lebih tinggi dari normal ini dapat memperkuat proses penguapan dan pembentukan awan hujan di atmosfer.

"Suhu laut yang hangat di sekitar perairan Indonesia berpotensi meningkatkan curah hujan hingga 150 persen dari normalnya, terutama di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian tengah dan selatan, serta Sulawesi," kata Supari.

Apa Itu La Nina dan Bagaimana Pengaruhnya?

Untuk diketahui, La Nina merupakan fenomena alam yang terjadi ketika suhu permukaan laut di wilayah Pasifik Tengah dan Timur mengalami pendinginan. Kondisi ini mengubah pola sirkulasi udara global dan membuat wilayah Indonesia cenderung mengalami cuaca yang lebih basah dari biasanya.

Kebalikannya adalah El Nino, yaitu saat suhu laut di kawasan tersebut menghangat dan menyebabkan penurunan curah hujan di Indonesia. Ketika La Nina berlangsung, angin pasat (trade winds) bertiup lebih kuat, mendorong massa air hangat ke arah barat Pasifik. Akibatnya, wilayah Indonesia menerima lebih banyak uap air yang menjadi pemicu meningkatnya curah hujan.

Lebih lanjut, BMKG menegaskan bahwa pengaruh La Nina tidak terjadi merata di seluruh wilayah Indonesia. Di beberapa daerah, dampaknya bisa cukup signifikan dengan hujan yang lebih sering dan intens, sementara di daerah lain efeknya cenderung ringan dan terbatas.

Simak juga Video 'Indonesia Punya 699 Zona Musim, Kok Bisa?':

(wia/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads