Sepanjang Oktober 2025, langit malam akan dipenuhi beragam hujan meteor yang menarik untuk disaksikan. Momen ini menjadi kesempatan istimewa bagi pecinta astronomi maupun masyarakat umum yang ingin menikmati pemandangan langit, asalkan kondisi cuaca mendukung.
Berdasarkan kalender astronomi dari In The Sky, terdapat sedikitnya tujuh hujan meteor yang akan melintas sepanjang bulan ini. Menariknya, sebagian besar terjadi dalam rentang waktu yang cukup berdekatan. Berikut jadwal dan karakteristik masing-masing fenomenanya.
Hujan Meteor Draconid (8 Oktober 2025)
Fenomena hujan meteor Draconid akan berlangsung pada 8 Oktober 2025, sehari setelah fase bulan purnama. Sesuai namanya, hujan meteor ini tampak berasal dari rasi Draco yang berada di langit belahan utara.
Puncak Draconid berlangsung singkat, tetapi kadang cukup intens. Biasanya lebih mudah diamati dari wilayah lintang utara, namun pengamat di Indonesia tetap berpeluang melihatnya apabila langit cukup gelap dan bebas mendung.
Hujan Meteor Taurid Selatan (10 Oktober 2025)
Dua hari setelah Draconid, hujan meteor Taurid Selatan akan mencapai puncaknya pada 10 Oktober 2025. Meteor ini dikenal karena kilatannya yang terang dan gerakannya yang lambat, sehingga mudah diamati meski jumlahnya tidak banyak.
Taurid Selatan kerap menghasilkan meteor besar yang disebut fireball, yaitu bola api bercahaya kuat yang melintas di langit malam. Fenomena inilah yang membuatnya termasuk salah satu hujan meteor yang ditunggu setiap tahun.
Hujan Meteor Delta Aurigid (11 Oktober 2025)
Berlanjut pada 11 Oktober 2025, langit akan menampilkan hujan meteor Delta Aurigid yang tampak berasal dari rasi Auriga. Intensitasnya tergolong rendah hingga sedang, tetapi tetap menarik untuk diamati, terutama bila cuaca cerah dan minim gangguan cahaya buatan.
Hujan Meteor Epsilon Geminid (18 Oktober 2025)
Memasuki pertengahan bulan, giliran hujan meteor Epsilon Geminid yang akan menghiasi langit pada 18 Oktober 2025. Fenomena ini berasal dari rasi Gemini dan dapat terlihat sejak tengah malam hingga menjelang fajar.
Pada periode ini, cahaya bulan belum terlalu terang sehingga pengamatan hujan meteor berpeluang berlangsung optimal di berbagai daerah.
(wia/jbr)