Jasad Yurike Sanger Istri ke-7 Sukarno Disemayamkan di RSPAD Gatot Soebroto

Jasad Yurike Sanger Istri ke-7 Sukarno Disemayamkan di RSPAD Gatot Soebroto

Taufiq Syarifudin - detikNews
Senin, 06 Okt 2025 01:19 WIB
Yudhi Sanger, anak ketiga dari Yurike Sanger. (Taufiq/detikcom)
Yudhi Sanger, anak ketiga dari Yurike Sanger. (Taufiq/detikcom)
Jakarta -

Jenazah istri ke-7 dari Presiden pertama RI Sukarno, Yurike Sanger, disemayamkan di RSPAD Gatot Soebroto setiba di Jakarta dari Amerika Serikat (AS). Keluarga menggelar ibadah penghiburan bersama kerabat terdekat.

Pantauan detikcom di rumah duka RSPAD Gatot Soebroto, Minggu (5/10/2025), jasad Yurike terbaring dalam peti berwarna coklat dengan hiasan bunga. Rangkaian penghormatan terakhir untuk Yurike dimulai dengan upacara adat Kabasaran atau tarian seni bela diri perang tradisional asal Minahasa, Sulawesi Utara. Kemudian keluarga dan kerabat memulai ibadah penghiburan.

Yudhi Sanger, anak ketiga dari Yurike, menceritakan proses pemulangan jenazah sang ibunda ke Tanah Air. Semenjak wafat pada bulan lalu, Yurike mendapat banyak penghormatan di Amerika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ternyata ibu saya ada beberapa banyak kegiatan gereja, sampai terakhir kemarin tanggal 29 kan ada ibadah di California di gereja ibu saya, dan banyak lagi beberapa gereja, yang masih minta untuk ibu saya kebaktian di gerejanya," kata Yudhi saat berbincang dengan detikcom di Rumah Duka RSPAD Gatot Soebroto, Minggu (5/10/2025).

ADVERTISEMENT

Yudhi bersyukur kini jasad ibunda telah tiba di Indonesia. Dia pun mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam proses pemulangan jasad ibunda karena berlangsung sangat cepat.

"Puji Tuhan dia sampai di kargo, kargo jenazah. Nah itu tepat waktu dan akhirnya kita juga nggak tahu ya, begitu dilihat ternyata sudah ada protokoler dari Polres Tangerang. Saya terima kasih juga untuk Polres Tangerang ya yang sudah koordinasi," ungkapnya.

Yudhi menjelaskan pemulangan jasad ibundanya dilakukan secara mandiri. Hal ini merupakan keputusan keluarga karena ingin semua anggota keluarga dapat berkumpul dan tak repot dengan protokoler.

"Memang kita dari awal kan tidak menyerahkan kepada negara ya, memang dari awal kan dari pihak Kemenlu memang ikut ambil bagian kemarin, dan kakak saya yang di Amerika itu memutuskan untuk tidak ada protokoler atau kenegaraan. Jadi keluarga aja," jelas dia.

Yudhi menceritakan Yurike sempat ke Indonesia pada Juni lalu. Mereka bercengkerama sekitar tiga pekan di Jakarta.

Sebelum kembali ke Amerika, Yudhi mengingat pesan terakhir ibundanya yang meminta menjaga sebuah sendal. Kala itu Yurike sempat berjanji akan kembali ke Jakarta untuk memakai sendal kesayangannya itu.

"Dia sempat bilang lagi, 'Nak ini sendal jangan kamu ke mana-mana ini simpen, tahun depan mama mau balik lagi'. Ternyata pulangnya udah nggak ada nyawa," kata Yudhi.

Selama tiga pekan di Indonesia, Yurike pernah meminta Yudhi menemani ke Bali untuk berwisata. Namun rencana itu urung terwujud hingga akhir hayat Yurike.

"Bulan Juni kemarin ibu saya sempat pulang. Dia ingin ulang tahun di umur yang 80. Dia pengen usia yang 80 dirayakan di Indonesia. Puji tuhan kemarin dirayakan di Santika Bintaro kumpul semua. Pesan nyokap tuh kemarin dia pengen ke Bali minta temenin sama istri. Kan karena gua sibuk, jadi ya itulah beban. Kenapa nggak ditemenin kemarin gitu," ungkap Yudhi.

Halaman 2 dari 2
(fca/fca)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads