SPPG Polri Pernah Dapati Zat Berbahaya di MBG Usai Rapid Test, Langsung Diganti

SPPG Polri Pernah Dapati Zat Berbahaya di MBG Usai Rapid Test, Langsung Diganti

Taufiq Syarifudin - detikNews
Kamis, 02 Okt 2025 19:20 WIB
Uji coba masak skala kecil SPPG Polri di Pejaten, Jaksel, Jumat (28/2/2025).
Foto: dok. istimewa
Jakarta -

Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polri sempat mendapati zat berbahaya saat melakukan rapid test Makan Bergizi Gratis (MBG). Dengan kondisi itu, mereka memutuskan menarik makanan tersebut dari menu.

Anggota Bidang Pengawasan Gizi dan Makanan Gugus Tugas MBG Mabes Polri drg Tetty Seppriyanti mengatakan ada dua kasus saat rapid test mendapati zat berbahaya di MBG. Pertama, pisang yang mengandung formalin; kedua, lobak yang mengandung nitrit tinggi.

"Pisang itu ada kandungan formalinnya. Jadi biasanya disemprot gitu kan, biar tahan lama. Itu memang satu ruangan, masih muda itu. Sama lobak, karena emang jangan dimasak lobaknya. Lobak itu tinggi banget nitritnya 1,2, sampe ungu. Saya coba juga di dapur kantor, ada yang 5 menit, 3 menit, 10 menit, semakin ungu," kata Tetty saat ditemui di SPPG Polri Pejaten, Kamis (2/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imbas kandungan berbahaya itu, SPPG memutuskan mengembalikan semua pisang ke vendor yang menyediakannya. Sedangkan lobak yang sudah dimasak dimusnahkan.

ADVERTISEMENT

"Tapi soal pisang itu kita balikin ke vendornya, diretur," kata Tetty.

Selanjutnya Ketua Bidang Pengawasan Gizi dan Makanan Gugus Tugas MBG Mabes Polri Brigjen dr Nyoman Edy mengatakan rapid test dilakukan setelah masakan matang semua sekitar pukul 05.30. Bila ditemukan ada item dalam menu mengandung zat berbahaya, akan diganti.

"Kita kan mau yakinkan bahwa makanan itu aman. Kalau kita, risiko yang mana yang akan diambil? Kemudian terjadi keracunan makanan? Gimana? Kita gambling terhadap kesehatan seseorang itu jauh lebih berat dibandingkan kita mengganti makanan kan gitu. Tinggal kalau mengganti makanan kan tinggal dikomunikasikan kepada penerimaan manfaat, oh ada makanan, mau nunggu lagi sebentar," kata Nyoman.

Nyoman menjelaskan hal ini sebagai bentuk komitmen SPPG Polri untuk menjaga kualitas MBG yang diberikan kepada siswa-siswi. Bahkan petugas SPPG juga harus dipastikan sehat saat menjalankan tugas, dari mengolah bahan hingga yang mengantarkan ke sekolah.

"Termasuk juga sebenarnya di awal kami sudah berperan juga terhadap pemeriksaan kesehatan, petugasnya pun kami periksa sebenarnya kesehatan. Pada saat mereka berlangsung kegiatannya pun kami sudah sampaikan juga bahwa mereka harus menjaga kesehatannya. Kalau mereka merasa sakit atau apa, lapor aja ke kami, kami mungkin bisa segera mengobati mereka, sehingga mereka dalam melaksanakan tidak ada yang sakit, tidak ada yang pilek yang kemungkinan akan mencemari makanan," imbuh dia.

Tonton juga video "SPPG Bermasalah Ditugasi BGN Atasi Trauma Psikis Imbas Keracunan MBG" di sini:

(azh/azh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads