Kepala BGN soal Usul Kata 'Gratis' di MBG Dihapus: Harus Seizin Presiden

Kepala BGN soal Usul Kata 'Gratis' di MBG Dihapus: Harus Seizin Presiden

Kadek Melda Luxiana - detikNews
Kamis, 02 Okt 2025 07:12 WIB
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyampaikan permintaan maaf soal wartawan diduga dianiaya oknum SPPG saat meliput kasus keracunan MBG di Jaktim. (Dwi R/detikcom)
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana (Dwi R/detikcom)
Jakarta -

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana merespons usulan agar kata 'gratis' pada Makan Bergizi Gratis (MBG) dihapus. Dadan mengatakan pemilik paten nama MBG adalah Presiden Prabowo Subianto.

"Pemilik paten Pak Presiden," kata Dadan saat dihubungi, Kamis (2/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dadan mengatakan segala perubahan, termasuk nama, harus atas izin Presiden. Dalam rapat bersama Komisi IX DPR, Dadan mengatakan akan melapor kepada Presiden Prabowo.

"Tentu saja (harus seizin Presiden)," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, anggota komisi IX DPR RI, Irma Chaniago, mengusulkan agar kata 'gratis' dalam program MBG dihapus. Menurut dia, kata gratis pada program tersebut berkonotasi negatif.

Hal itu disampaikan oleh Irma dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI bersama BGN, Menteri Kesehatan, hingga BPOM di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025). Irma awalnya menyoroti permasalahan di MBG, terutama terkait Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

"Saya mau bicara sertifikasi. Ingat ya, sertifikasi ini banyak sekali disalahgunakan. Diperjualbelikan. Saya menangani tiga katering Pak sebelum saya masuk DPR. Tiga katering yang itu ribuan saya tangani dan saya tahu persis kenapa dan bagaimana agar tidak terjadi kasus-kasus yang seperti hari ini," kata Irma dalam rapat.

Legislator NasDem ini mengatakan tiga orang yang dikontrak untuk mengurus Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) harus merupakan ahli yang paham dengan dunia katering. Pelaksanaannya tentu diawasi oleh Kemenkes dan BPOM RI di wilayah.

"Makanya saya minta kepada BGN, untuk tiga orang, Bu Nanik, tiga orang yang dikontrak oleh BGN di SPPG itu harusnya, satu menangani keuangan dan administrasi. Dua, dia tahu persis soal nilai gizi. Yang ketiga tentang higienis, higienis itu nggak hanya menyangkut tentang makanan tapi menyangkut dengan SPPG di dapur," ungkap Irma.

"Dia harus tahu di mana meletakkan pangan kering dan pangan basah. Harus ada room untuk meletakkan pangan kering dan basah. Itu harus tersedia di SPPG. Maka kemudian yang dilakukan adalah kontrol oleh Kemenkes dan BPOM RI," lanjut Irma.

Lebih lanjut, Irma kemudian mengusulkan kata 'gratis' dalam MBG dihapus. Menurut Irma, kata itu berkonotasi negatif, padahal tujuan presiden membuat program makan bergizi ini menurutnya sangat baik dan mulia untuk meningkatkan IQ anak.

"Makan Bergizi Gratis ini sebaiknya yang gratisnya itu dihapus, Pak. Makan bergizi saja. Nggak usah pakai gratis karena konotasinya negatif," ujar Irma.

"Karena apa? Karena niat dari Presiden, niat dari pemerintah, memberikan ini kepada anak-anak bangsa ini adalah niat yang sangat baik. Yang sangat mulia untuk anak-anak bangsa ini punya IQ yang lebih tinggi dari yang ada sekarang," imbuhnya.

Saksikan Live DetikPagi :

(dek/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads