Kisah Anak Papua Bangkit dari Trauma Berkat Pendampingan Jaksa

Kisah Anak Papua Bangkit dari Trauma Berkat Pendampingan Jaksa

Artika Sari - detikNews
Selasa, 30 Sep 2025 08:30 WIB
Jejak Jaksa
Foto: 20detik
Jakarta -

Kejaksaan Tinggi Papua berbagi kisah pemulihan dua anak korban pelecehan seksual di Jayapura. Pemulihan itu tak hanya melalui jalur hukum, tapi juga lewat pendampingan emosional yang konsisten.

Kasi D Bidang Tindak Pidana Umum Kejati Papua, Dr Kusufi Esti Ridliani, menuturkan salah satu korban, sebut saja C (8), sempat mengalami trauma meski secara medis dinyatakan sembuh.

"Itu karena ada trauma yang dia simpan," kata Kusufi kepada detikcom beberapa waktu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, berkat pendampingan psikiater, kondisi C berangsur membaik.

"Terakhir bertemu, dia sudah ceria, sudah tidak gatal lagi, dan berani berinteraksi dengan lebih ceria," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Saat ini C bahkan sudah tidak ingin lagi datang untuk konseling, melainkan hanya ingin datang untuk menggambar saja karena merasa senang di sana.

"Dia bilang, 'Saya tidak mau lagi buat konsul, saya mau menggambar saja di sana'," kata Kusufi.

Kisah serupa juga dialami oleh korban lain, M, yang dilecehkan oleh kakak iparnya. Awalnya, M sangat pendiam dan tidak berani menatap mata siapa pun. Namun, setelah rutin bertemu dengan Kusufi, yang selalu membawakan cokelat dan gantungan kunci kesukaannya, M mulai menunjukkan perubahan.

"Dia berani menatap mata saya, berdekatan duduk dengan saya itu saya sudah senang,"tuturnya.

Perubahan ini menunjukkan M merasa terlindungi dan nyaman di rumah aman. Selain pemulihan emosional, M juga menunjukkan perkembangan akademis yang luar biasa. Ia berhasil lulus dengan nilai yang baik, bahkan mengejutkan gurunya di sekolah.

"Sampai guru di sekolahnya itu kaget. 'Ini betulkah yang mengerjakan si anak ini?'" ujar Kusufi.

M kini sudah berani menyuarakan keinginannya untuk dilatih menjahit dan memasak.

"Dari peluang seperti itu terbaca. Nanti berarti saya bisa memberikan fasilitas pada anak ini untuk mendapat pelatihan di dinas sosial," kata Kusufi.

Kisah ini merupakan bagian dari inovasi Kejaksaan Tinggi Papua melalui POSKO Keadilan, sebuah fasilitas yang didukung pimpinan untuk mempermudah layanan bagi perempuan dan anak yang berhadapan dengan hukum. Selain POSKO, Kejaksaan juga menyediakan layanan barcode agar masyarakat dapat mengakses layanan dengan mudah tanpa harus datang langsung ke kantor.

Kisah-kisah ini menjadi bukti nyata bahwa pendampingan hukum yang holistik, tidak hanya fokus pada proses pidana tetapi juga pada pemulihan mental dan psikologis korban, dapat memberikan harapan baru bagi mereka.

detikcom bersama Kejaksaan Agung menghadirkan program khusus yang mengungkap realita penegakan hukum dan keadilan di Indonesia. Program ini tidak hanya menyorot upaya insan kejaksaan dalam menuntaskan kasus, namun juga mengungkap kisah dari dedikasi dan peran sosial para jaksa inspiratif.

Program ini diharapkan membuka cakrawala publik akan arti pentingnya institusi kejaksaan dalam kerangka pembangunan dan penegakan supremasi hukum di masyarakat. Saksikan selengkapnya di sini.

Tonton juga video "Jaksa Pengawal Daerah Tertinggal - Adhyaksa Awards 2025" di sini:

(akn/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads