Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung bercerita soal cara menyelesaikan persoalan warga Kampung Susun Bayam, Jakarta Utara. Pramono mengatakan salah satu upaya yang dilakukannya ialah berdialog secara intens dengan warga yang menyampaikan protes.
Hal itu disampaikannya saat memberi kuliah umum di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Jawa Barat, Jumat (26/9/2025). Pramono menyebut berusaha mencari solusi yang saling menguntungkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berkali-kali saya temui mereka. Biasanya satu-dua kali orang belum terbuka, tapi ketika merasa nyaman, akhirnya keinginan paling dasar keluar. Solusinya harus memberi keuntungan bagi kedua pihak," ujar Pramono.
Menurutnya, mayoritas warga di Kampung Bayam merupakan petani perkotaan yang khawatir kehilangan mata pencaharian ketika dipindahkan ke rumah susun di dekat Jakarta International Stadium (JIS). Dia mengatakan Pemprov DKI pun menyiapkan skema agar warga tetap dapat bertani.
"Mereka kita latih jadi petani modern, hidroponik. Yang terpenting mereka bisa dapat revenue lebih besar untuk membayar angsuran rumah susun," jelasnya.
Pramono meminta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk menjamin pembelian produk warga Kampung Bayam. Dia mengatakan hal itu membuat kepastian pasar hasil tani warga Kampung Bayam.
Pramono mengatakan warga Kampung Bayam kini sudah menempati rumah susun. Dia bersyukur tak ada lagi protes yang terjadi.
"Alhamdulillah, mereka sudah pegang kunci, masuk rusun, dan tidak ada lagi protes. Hidup lebih tenang. Prinsipnya, jangan hanya memindahkan orang, tapi juga menjamin keberlanjutan hidup mereka," ujarnya.
Sebagai informasi, polemik sempat terjadi usai Kampung Susun Bayam tuntas dibangun pada tahun 2022. Warga yang berhak menempatinya protes soal sistem sewa.
Persoalan terjadi selama beberapa tahun. Pada 2025, masalah terurai dan warga yang berhak menempati Kampung Susun Bayam mulai menerima kunci unit mereka.
Lihat juga Video 'Pramono akan Cek Warga Kampung Susun Bayam karena Belum Dapat Kunci':