Siswa SDN 07 Pulogebang, Jakarta Timur, muntah usai menyantap menu makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pemkot Jakarta Timur membantah para murid keracunan makanan.
"Kalau keracunan itu biasanya yang terdampak minimal setengah dari jumlah anak yang makan. Ini bukan kasus keracunan seperti yang lagi viral," kata Kepala Sudin Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur M Fahmi dikutip Antara, Kamis (25/9/2025).
Peristiwa tersebut terjadi di jam makan siang sekitar pukul 13.00 WIB kemarin. Saat itu, ada sekitar 150 siswa yang menikmati menu MBG, tapi ada enam anak yang melaporkan gejala muntah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang pagi dengan menu yang sama aman semua. Sementara yang siang, dari 150 siswa hanya enam yang muntah. Gejalanya ringan, hanya muntah, dan langsung ditangani Puskesmas," ujar Fahmi.
Baca juga: 7 Siswa SMA di Jakut Diduga Keracunan MBG |
Berdasarkan informasi dari Puskesmas Pulogebang, makanan yang dikonsumsi siswa relatif aman. Dugaan sementara, gangguan terjadi karena aroma kol rebus yang sudah disimpan sejak pagi hingga jam makan siang dalam kondisi tertutup.
"Biasanya makanan dikirim sekitar jam 09.00 WIB atau jam 10.00 pagi, sementara anak sif siang baru makan jam 13.00 WIB. Mungkin kol rebus yang tertutup terlalu lama mengeluarkan bau, sehingga ada anak yang tidak tahan," jelas Fahmi.
Petugas Puskesmas saat itu langsung memberikan pertolongan pertama. Enam siswa tersebut pulih setelah diberi obat dan tidak perlu dirujuk ke rumah sakit.
"Mereka cepat pulih setelah diobati. Tidak ada yang dibawa ke puskesmas. Karena dokter sudah datang ke situ. Tidak ada yang fatal. Sehingga tadi saya pastikan untuk pemeriksaan lebih lanjut namun setelah dilakukan penanganan oleh pihak puskesmas sudah bisa kembali pulang," jelas Fahmi.
Meski demikian, puskesmas tetap membawa sampel makanan guna dilakukan uji laboratorium.Hasil resmi pemeriksaan baru bisa diketahui setelah proses analisis selesai. Fahmi mengatakan kasus ini tidak bisa langsung disebut sebagai keracunan massal.
"Belum ada hasil pasti. Kejadian siang kan, mungkin sudah selesai sekarang. Nanti kalau mau memastikan langsung oleh Puskesmas Pulogebang," katanya.
Terpisah, Kepala SPPG Pulogebang Ahmad Irfansyah juga membantah kasus keracunan MBG di SDN 07 Pulogebang. Menurut Ahmad, bau kol yang menyengat bisa menjadi pemicu tujuh siswa tersebut mual.
"Ada sekitar tujuh orang yang mual, mungkin karena baunya mereka kurang suka, terus kol juga kan ada gasnya," kata Ahmad saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Ahmad menyebut menu yang dibagikan tidak dalam kondisi basi atau rusak, hanya sedikit bau karena faktor panas.
"Tidak basi. Cuma ya memang kol itu kan apalagi tadi situasi sejam itu kan panasnya makanan panas banget. Terus itu selama di perjalanan, mungkin karena panas banget terus di dalam menguap, jadi bau kolnya terlalu terasa," jelas Ahmad.
Dia mengatakan kondisi para siswa cepat berangsur pulih. Tak lama berselang, mereka dapat kembali beraktivitas seperti biasa.
"Terus dikasih teh sama gurunya, sudah mereka aktivitas seperti biasa. Cuma tadi memang ada informasi yang salah, karena kecamatan kita itu ada keracunan, ada datang mobil ambulans juga," ujar Ahmad.
Peristiwa ini beredar di media sosial yang menyebut telah terjadi keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 07 Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu siang. Dalam unggahan di forum Facebook "Warga Pulogebang dan Sekitarnya", terlihat foto sejumlah siswa berseragam putih merah bersama orang tua yang mengerumuni sebuah ambulans berwarna putih.
"Terjadi lagi SDN 07 Pulogebang keracunan MBG," tulis keterangan dalam forum Facebook Warga Pulogebang dan sekitarnya.
Lihat Video 'Viral Buah di Menu MBG SDN Lubuklinggau Ada Ulatnya':
(idn/imk)