Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mendorong pilar sosial di Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk menyatukan persepsi dalam melaksanakan program Presiden. Upaya ini difokuskan pada pengentasan kemiskinan secara terpadu dan terukur.
"Program Presiden harus kita tindak lanjuti di daerah. Pilar-pilar sosial sebagai jembatan Kementerian Sosial di lapangan harus mengeksekusi dengan baik. Hasilnya akan kita ukur setiap tahun," ujar Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Selasa (23/9/2025).
Hal ini ia sampaikan dalam acara 'Dialog Pilar Sosial' di Ruang Serba Guna BBPPKS Banjarmasin, Selasa (23/9). Gus Ipul menegaskan tiga program prioritas Kemensos yang saling terkait, yaitu Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN), Sekolah Rakyat, serta bansos tepat sasaran.
Menurutnya, DTSEN menjadi rujukan utama sesuai Inpres Nomor 4 Tahun 2025 dan akan diperbarui setiap tiga bulan melalui jalur formal maupun partisipatif.
"Bansos berpedoman pada DTSEN, Sekolah Rakyat juga diawali dengan DTSEN. Anaknya sekolah, orang tuanya diberdayakan, rumahnya dibantu, sehingga keluarga bisa benar-benar naik kelas dalam tiga sampai lima tahun ke depan," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Gus Ipul juga menyampaikan kabar baik bagi 33 ribu lebih pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Indonesia yang direncanakan segera menjadi ASN, baik PNS maupun P3K.
Ia turut memberi semangat kepada unsur pilar sosial lainnya, seperti Taruna Siaga Bencana (Tagana), Karang Taruna, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Pelopor Perdamaian (Pordam), hingga Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) yang disebutnya sebagai relawan tulus meski tanpa dukungan pemerintah.
Lebih lanjut, ia menekankan bansos ditujukan untuk mendorong graduasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menuju kemandirian. Setiap KPM yang lulus dari bansos akan diarahkan pada program pemberdayaan, termasuk bantuan modal dan akses pasar.
"Kalau satu pendamping mendampingi 10 KPM, maka setiap tahun ada 330 ribu keluarga yang naik kelas. Dari penerima bansos menjadi keluarga berdaya. Seperti pesan Presiden Prabowo, 'Bansos sementara, berdaya selamanya'," jelasnya.
Gus Ipul juga menyebut Kemensos tengah menyiapkan digitalisasi penyaluran bansos bersama Dewan Ekonomi Nasional, dengan uji coba yang sudah dilakukan di Banyuwangi.
"Ke depan, penyaluran bansos akan menggunakan sistem digital. Mesin yang sudah dirancang dengan baik akan memilah penerima, sehingga lebih transparan dan akuntabel," ujarnya.
Sebagai penutup, Gus Ipul mengingatkan pentingnya kerja bersama antara pemerintah daerah, pilar sosial, dan masyarakat.
Dalam agenda ini, Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Kalsel Hariadi Nur, yang mewakili Gubernur Kalsel Muhidin, menyampaikan apresiasi atas perhatian Menteri Sosial kepada pilar-pilar sosial.
"Ini bukan sekadar bentuk perhatian, tapi juga penghormatan Pak Menteri kepada pilar-pilar sosial yang sering terlibat dalam membantu masyarakat," ujar Hariadi.
Ia juga menuturkan pengalamannya saat menyaksikan penerimaan siswa Sekolah Rakyat. Menurutnya, program tersebut memberikan dampak yang mendalam.
"Saya melihat calon siswa dan orang tua menangis karena diterima di Sekolah Rakyat. Program ini luar biasa karena menyasar bukan hanya intelektual, tapi juga spiritual dan emosional siswa," ungkapnya.
Sebagai informasi, dialog ini diikuti oleh 393 peserta yang berasal dari tujuh unsur pilar sosial, yakni SDM PKH, TKSK, PSM, Karang Taruna, Tagana, Pordam, dan Pendamping Rehabilitasi Sosial (Rehsos). Peserta datang dari Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tanah Laut, serta Kabupaten Banjar. Acara dibuka dengan penampilan musikalisasi puisi dan drama dari pilar sosial.
Lihat juga Video BPOM soal MBG Didesak Agar Disetop: Kita Dukung Program Presiden
(anl/ega)