Hari Bahasa Isyarat Internasional 2025: Latar Belakang hingga Tema

Hari Bahasa Isyarat Internasional 2025: Latar Belakang hingga Tema

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Selasa, 23 Sep 2025 06:18 WIB
Logo Hari Bahasa Isyarat Internasional 2025
Logo Hari Bahasa Isyarat Internasional 2025 (Foto: Dok. PBB)
Jakarta -

Hari Bahasa Isyarat Internasional atau International Day of Sign Languages diperingati setiap tanggal 23 September. PBB mengungkapkan, pada Hari Bahasa Isyarat Internasional, Federasi Tuna Rungu Sedunia menyerukan agar semua tempat umum, tempat penting umum dan gedung resmi, dan lain-lain disorot dengan lampu biru untuk mendukung bahasa isyarat nasional dan menunjukkan solidaritas dengan komunitas Tuna Rungu di seluruh dunia.

Ini serba-serbi Hari Bahasa Isyarat Internasional 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Latar Belakang Hari Bahasa Isyarat Internasional

Mengutip situs resmi PBB, Majelis Umum PBB telah menetapkan tanggal 23 September sebagai Hari Bahasa Isyarat Internasional untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa isyarat dalam perwujudan penuh hak asasi manusia bagi penyandang tuna rungu.

Pemilihan tanggal 23 September memperingati hari berdirinya Hari Tuli Sedunia (WFD) pada tahun 1951. Hari ini menandai lahirnya sebuah organisasi advokasi yang salah satu tujuan utamanya adalah melestarikan bahasa isyarat dan budaya tuli sebagai prasyarat terwujudnya hak asasi manusia bagi para tuna rungu.

ADVERTISEMENT

Usulan Hari Tuli Sedunia (WFD) diajukan oleh Federasi Tuli Sedunia (WFD), sebuah federasi yang beranggotakan 135 asosiasi nasional tuna rungu, yang mewakili sekitar 70 juta hak asasi manusia tuna rungu di seluruh dunia.

Hari Bahasa Isyarat Internasional pertama kali dirayakan pada tahun 2018 sebagai bagian dari Pekan Internasional Tunarungu. Pekan Internasional Tunarungu pertama kali dirayakan pada bulan September 1958 dan sejak itu berkembang menjadi gerakan global persatuan tunarungu dan advokasi bersama untuk meningkatkan kesadaran akan masalah yang dihadapi kaum tunarungu dalam kehidupan sehari-hari.

Tema Hari Bahasa Isyarat Internasional 2025

Hari Bahasa Isyarat Internasional 2025 mengangkat tema "No Human Rights Without Sign Language Rights" yang artinya "Tidak Ada Hak Asasi Manusia Tanpa Hak Bahasa Isyarat".

Hari Bahasa Isyarat Internasional merupakan kesempatan unik untuk mendukung dan melindungi identitas linguistik dan keragaman budaya semua penyandang tuna rungu dan pengguna bahasa isyarat lainnya. Setiap orang memiliki hak asasi manusia yang melekat sejak lahir.

Bagi penyandang tuna rungu, hak berbahasa isyarat sangat penting untuk sepenuhnya menikmati hak asasi mereka sebagaimana didefinisikan dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Dengan memperingati Hari ini, kita menyadari kemajuan yang telah dicapai dan tantangan yang masih ada dalam memastikan kesetaraan bagi semua. Pencapaian ini mengarah pada tujuan dunia di mana penyandang tuna rungu di mana pun dapat menggunakan bahasa isyarat di mana pun.

Menurut Federasi Tuna Rungu Dunia, terdapat lebih dari 70 juta penyandang tuna rungu di seluruh dunia. Lebih dari 80% dari mereka tinggal di negara berkembang. Secara kolektif, mereka menggunakan lebih dari 300 bahasa isyarat yang berbeda.

Bahasa isyarat adalah bahasa alami yang lengkap, yang secara struktural berbeda dari bahasa lisan. Terdapat pula bahasa isyarat internasional, yang digunakan oleh penyandang tuna rungu dalam pertemuan internasional dan secara informal saat bepergian dan bersosialisasi.

Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas mengakui dan mempromosikan penggunaan bahasa isyarat. Konvensi ini menegaskan bahwa bahasa isyarat memiliki status yang setara dengan bahasa lisan dan mewajibkan negara-negara pihak untuk memfasilitasi pembelajaran bahasa isyarat dan mempromosikan identitas linguistik komunitas tuli.

(kny/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads