Serba-serbi Hari Pariwisata Dunia 2025: Latar Belakang dan Tema

Serba-serbi Hari Pariwisata Dunia 2025: Latar Belakang dan Tema

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Sabtu, 20 Sep 2025 14:34 WIB
Rindu dengan suasana indah pantai di film laskar pelangi? Yuks, saat berkunjung ke Belitung, jangan lupa nostalgia ke Pantai Tanjung Tinggi. 

Tempat pariwisata pantai di Belitung memang banyak yang menawarkan keindahan alam.
Ilustrasi pariwisata (Foto: Rachman_punyaFOTO)
Jakarta -

Hari Pariwisata Dunia diperingati setiap tanggal 27 September. Peringatan global ini juga dikenal dengan World Tourism Day.

Menurut situs Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Hari Pariwisata Dunia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat internasional akan betapa pentingnya pariwisata dan nilai sosial, budaya, politik, dan ekonomi.

Berikut serba-serbi Hari Pariwisata Dunia 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Latar Belakang Hari Pariwisata Dunia

Hari Pariwisata Dunia pertama kali dirayakan pada 1980. Ini untuk memperingati hari adopsi United Nations World Tourism Organization (UNWTO) Statutes di 27 September 1970.

ADVERTISEMENT

Hingga kini, setiap tahun pada tanggal 27 September memperingati Hari Pariwisata Dunia.

Tema Hari Pariwisata Dunia 2025

Melansir situs Kemenpar dan UNWTO, Hari Pariwisata Dunia 2025 mengusung tema "Tourism and Sustainable Transformation" atau "Pariwisata dan Transformasi Berkelanjutan". Tema ini diambil sebagai pengingat pariwisata bukan hanya sebagai mesin pertumbuhan tetapi juga wadah untuk pembangunan yang adil, pelestarian budaya dan warisan, perlindungan flora dan fauna, integritas lingkungan dan ketahanan masyarakat.

Pariwisata mempunyai potensi sebagai agen perubahan positif. Pariwisata bukan hanya sektor ekonomi, tapi juga katalis kemajuan sosial, pendidikan, pekerjaan, dan penciptaan peluang baru.

Berikut pesan Sekretaris Jenderal PBB Antรณnio Guterres untuk Hari Pariwisata Dunia, yang diperingati pada tanggal 27 September 2025.

Pariwisata adalah pendorong transformasi yang kuat.

Ini menciptakan lapangan kerja, mendorong ekonomi lokal, mendukung infrastruktur dan berkontribusi terhadap pembangunan jauh melampaui produk domestik bruto (PDB).

Pariwisata memperkuat ikatan antarmanusia dan antardaerah. Pariwisata membangun jembatan lintas budaya, melestarikan tradisi, dan memulihkan warisan budaya. Pariwisata mengingatkan kita akan kemanusiaan kita bersama dan kekayaan keberagaman.

Namun pariwisata juga dapat merusak tempat dan masyarakat yang dirayakannya.

Saat dunia menghadapi kerusakan iklim dan meningkatnya kesenjangan, kita membutuhkan tindakan yang berani, mendesak, dan berkelanjutan yang mengutamakan manusia dan planet.

Tema tahun ini - "Pariwisata dan Transformasi Berkelanjutan" - mengajak kita untuk bertindak.

Itu berarti berinvestasi dalam pendidikan dan keterampilan, terutama bagi wanita, pemuda dan masyarakat terpinggirkan; mendukung usaha mikro, kecil dan menengah; dan memajukan aksi iklim dengan mengurangi emisi di seluruh sektor pariwisata, melestarikan keanekaragaman hayati dan melindungi ekosistem yang rapuh.

Hari ini, dan setiap hari, mari kita manfaatkan kekuatan pariwisata sebagai kekuatan untuk transformasi, ketahanan, keberlanjutan, dan kemajuan bersama untuk semua.

(kny/zap)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads