Laporan dari Almaty

13 Ribu Langkah di Almaty, dari Pasar Tertua hingga Monumen Pahlawan Perang

Yogi Ernes - detikNews
Jumat, 19 Sep 2025 08:23 WIB
Foto Grand Bazaar: (Yogi/detikcom)
Almaty -

Suhu udara di Almaty 17 derajat celcius. Rintik hujan turun membasahi jalanan, sementara di pinggir jalan ada dua orang sekuriti sedang berbincang. Saat turun dari taksi, perjalanan 13 ribu langkah mengelilingi sebagian kecil kota Almaty dimulai.

Jurnalis detikcom berkunjung ke Almaty, Kazakhstan, pada Kamis (18/9/2025). Kunjungan Itu dilakukan setelah memenuhi undangan VIII Congress of Leaders of World and Traditional Religions dari pemerintah Kazakhstan. Kongres digelar di kota Astana pada 16-19 September.

Perjalanan mengelilingi kota Almaty dimulai dari Bandara Internasional Almaty pukul 10.20 waktu setempat. Pesawat dari Astana ke kota tersebut sebelumnya tiba di pukul 10.00.

Setelah menitipkan koper di layanan penyimpanan yang ada di bandara, perjalanan mengelilingi kota Almaty dimulai. Transportasi taksi dipilih sebagai armada pengangkut dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

Titik pemberhentian pertama yang dituju ialah Grand Bazaar. Lokasinya berjarak 30 menit dari Bandara Almaty. Kita harus membayar sekitar 5.800 tenge (1 tenge KZT = Rp 3 ribu) untuk layanan taksi tersebut. Pemesanan taksi di Kazakhstan bisa menggunakan aplikasi Go Yandex.

Cuaca di Almaty pada Kamis (16/9) jelang siang mendung dan sesekali turun rintik hujan. Suhunya dingin, tapi tidak sampai menusuk tulang. Di bulan September, Kazakhstan tengah memasuki musim semi.

Ketika berjumpa dengan Duta Besar Indonesia untuk Kazakhstan, Fadjroel Rachman, di sela kongres pada Rabu (17/9), dia bercerita saat musim dingin suhu di Kazakhstan bisa mencapai -30 hingga 40 derajat celcius.

Lalu lintas dari Bandara Almaty ke Grand Bazaar ramai lancar. Satu yang paling terasa, jarang terdengar suara klakson pengendara bersahutan. Setelah hampir 40 menit perjalanan menggunakan taksi, detikcom akhirnya tiba di Grand Bazaar.

Kesan pertama yang muncul ialah bangunan yang terasa tua. Tembok gedung tersebut didominasi mayoritas warna hijau. Di atas bangunan tertera tulisan dengan bahasa Kazakh. Ada satu kalimat yang bisa dibaca orang non-Kazakhtan di atas bangunan tersebut, yaitu, Kok Bazaar.

Grand Bazaar merupakan pasar tradisional tertua di Kazakhstan. Pasar tersebut telah ada sejak tahun 1880-an. Sempat hancur usai diguncang gempa pada tahun 1887, bazar ini dibangun kembali pada tahun 1927.

Pernak-pernik berbau Kazakhstan langsung menyambut saat masuk ke area dalam Grand Bazaar. Topi, jaket, tas, hingga selendang bercorak budaya Kazakhstan menghiasi sepanjang lorong jalan. Barang-barang tersebut dijual dengan harga berkisar 2 ribu hingga 10 ribu tenge KZT.

Layaknya pasar tradisional pada umumnya, para penjual langsung menyapa tiap orang yang datang. Dengan bahasa Inggris seadanya, mereka menawarkan barang dagangannya. Selain barang bermotif Kazakhstan, Grand Bazaar juga menjual banyak dagangan umum mulai dari mainan, alat elektronik hingga toko olahraga.




(ygs/zap)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork